Saat ini, Jerman sedang melakukan sekitar 350.000 tes virus Corona per minggu, jauh lebih banyak daripada negara Eropa lainnya. Tes awal dan luas telah memungkinkan pihak berwenang untuk memperlambat penyebaran pandemi dengan mengisolasi kasus yang diketahui saat mereka menular. Ini juga memungkinkan perawatan penyelamatan untuk diberikan dengan cara yang lebih tepat waktu.
Pada akhir April, otoritas kesehatan Jerman juga berencana untuk meluncurkan studi antibodi skala besar, menguji sampel acak dari 100.000 orang di Jerman setiap minggu untuk mengukur di mana kekebalan sedang membangun diri.
Di sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat, tes sebagian besar terbatas pada pasien yang paling sakit, sehingga pria itu mungkin akan menolak dites.
Tetapi beda dengan Jerman. Segera setelah hasil tes masuk, sekolah ditutup, dan semua anak dan staf diperintahkan untuk tinggal di rumah bersama keluarga mereka selama dua minggu, dan mereka semua dites.
Jerman juga belajar dari kesalahan sejak awal: Strategi pelacakan kontak harus digunakan lebih agresif,
Semua orang yang telah kembali ke Jerman dari Ischgl, sebuah resor ski Austria yang terpapar wabah, misalnya, harus dilacak dan diuji, kata Profesor Streeck.
Meski tidak dapat disangsikan Jerman memiliki sistem kesehatan nasional yang sangat baik. Dengan semakin meluasnya virus, Jerman bergerak cepat.
Sebelum pandemi melanda Jerman, University Hospital di Giessen memiliki 173 tempat perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator. Dalam beberapa minggu terakhir, rumah sakit bergegas untuk membuat 40 tempat tidur tambahan dan meningkatkan staf yang siaga untuk bekerja di ruang perawatan intensif sebanyak 50 persen.
"Kami memiliki begitu banyak kapasitas sekarang kami menerima pasien dari Italia, Spanyol dan Perancis," kata Susanne Herold, seorang spesialis infeksi paru-paru di rumah sakit yang telah mengawasi restrukturisasi. "Kami sangat kuat di bidang perawatan intensif."
Kanselir Jerman Angela Merkel, bersama Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn dan kepala Robert Koch Institute Lothar Wieler, menggelar konferensi pers terkait virus Corona di Berlin, Jerman, 11 Maret 2020.[REUTERS]
Di seluruh Jerman, rumah sakit telah menambah kapasitas perawatan intensif mereka. Dan mereka mulai dari level yang tinggi. Pada bulan Januari, Jerman memiliki sekitar 28.000 tempat tidur perawatan intensif yang dilengkapi dengan ventilator, atau 34 per 100.000 orang. Sebagai perbandingan, angka itu adalah 12 di Italia dan 7 di Belanda.
Sekarang, ada 40.000 tempat tidur perawatan intensif tersedia di Jerman.
Beberapa ahli sangat optimis bahwa langkah-langkah jarak sosial mungkin akan meratakan kurva yang cukup untuk sistem perawatan kesehatan Jerman tanpa menyebabkan kelangkaan peralatan.
Selain tes massal dan kesiapan sistem perawatan kesehatan, banyak juga yang melihat kepemimpinan Kanselir Angela Merkel sebagai salah satu alasan tingkat kematian tetap rendah.
Angela Merkel, seorang ilmuwan terlatih, telah berkomunikasi dengan jelas, tenang, dan teratur sepanjang krisis, saat ia memberlakukan langkah-langkah jarak sosial yang semakin ketat di Jerman. Pembatasan, yang sangat penting untuk memperlambat penyebaran pandemi, hanya mendapat sedikit tentangan politik dan diikuti secara luas. Cara penanganan wabah virus Corona ala Merkel ini membuat popularitas politiknya semakin meningkat di Jerman.