TEMPO.CO, Jakarta - Singapura tidak lagi mencegah warganya memakai masker dan berbalik dari kebijakan sebelumnya yang mengikuti saran WHO untuk pedoman pencegahan virus Corona.
Pada Jumat pemerintah Singapura mengatakan akan mendistribusikan masker kembali pakai mulai Ahad.
Dikutip dari South China Morning Post, 4 April 2020, Perdana Menteri Lee Hsien Loong membuat pernyataan bersamaan dengan pengumuman sekolah dan sebagian besar tempat kerja akan ditutup mulai awal minggu depan, sebagai bagian dari peningkatan langkah-langkah membendung wabah virus Corona. Kasus Corona di Singapura melonjak dari bulan lalu menjadi lebih dari 1.100 pada hari Jumat.
Lee mengakui bahwa otoritas kesehatan sebelumnya mendesak warga untuk tidak memakai masker bedah kecuali jika mereka sakit.
"Kami sekarang berpikir bahwa ada beberapa kasus di luar sana di masyarakat yang tidak terdeteksi, meskipun mungkin masih tidak banyak," katanya dalam pidato nasional, yang ketiga sejak wabah COVID-19 menyebar.
"Kami juga sekarang memiliki bukti bahwa orang yang terinfeksi tidak dapat menunjukkan gejala dan masih menularkan virus kepada orang lain ...Oleh karena itu kami tidak akan lagi mencegah orang dari memakai masker."
WHO sebelumnya mengatakan masker hanya diprioritaskan untuk orang yang sakit, tenaga medis, atau mereka yang merawat pasien virus Corona. WHO kini sudah mulai mempertimbangkan kembali imbauannya, seperti halnya Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Beberapa ahli mengatakan budaya mengenakan topeng di tempat-tempat seperti Jepang dan Hong Kong telah membantu mengendalikan tingkat infeksi di sana.
Turis memakai masker wajah di Merlion Park di Singapura, 28 Januari 2020. [REUTERS / Feline Lim]
Penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Nature science pada hari Jumat, berdasarkan penelitian lebih dari 200 orang, menemukan masker bedah dapat secara signifikan mengurangi deteksi virus Corona dan influenza melalui napas yang dihembuskan dan dapat membantu menghentikan transmisi virus.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pakar penyakit menular di AS mengatakan para pejabat kesehatan sedang mempertimbangkan kembali pedoman tentang masker wajah.
Untuk mencegah penyebaran lebih lanjut, pakar penyakit menular di AS mengatakan para pejabat kesehatan sedang mempertimbangkan kembali pedoman tentang masker wajah.
Salah satu pakar yang masuk dalam tim satgas virus Corona AS, Anthony Fauci, mengatakan akan merekomendasikan agar masyarakat umum memakai masker wajah.
"Kami belum memutuskan itu, tapi saya pikir kami hampir mencapai keputusan itu," kata Fauci, dikutip dari CNN, 2 April 2020.
Jika pejabat federal merekomendasikan penggunaan masker wajah secara luas, itu akan menjadi kebalikan dari rekomendasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan CDC, yang mengatakan masker wajah harus dipakai hanya oleh petugas kesehatan, mereka yang sakit, dan mereka yang merawat seseorang yang sakit karena COVID-19.
Pada Rabu Perdana Menteri Benjamin Netanyahu meminta semua warga Israel mengenakan masker saat berada di depan umum sebagai tindakan pencegahan terhadap virus Corona.
Netanyahu mengatakan orang-orang dapat berimprovisasi dengan syal atau penutup wajah lainnya jika tidak mendapat masker, dikutip dari Reuters.
Mulai hari Minggu, People’s Association, sebuah badan hukum yang mengawasi komite akar rumput di Singapura, akan mendistribusikan masker kembali pakai kepada penduduk.
Pada bulan Februari, pemerintah mendistribusikan 5,2 juta masker bedah, dengan masing-masing 1,37 juta rumah tangga Singapura diberikan empat masker.
Bahkan dengan pengumuman hari Jumat, Lee mengatakan pihak berwenang masih ingin memprioritaskan masker bedah untuk orang-orang yang benar-benar membutuhkannya, seperti petugas kesehatan di klinik dan rumah sakit yang merawat mereka yang terinfeksi oleh virus.
Menteri Perdagangan Chan Chun Sing mengatakan Singapura telah merencanakan skenario ini untuk beberapa waktu, yang menjelaskan mengapa ada stok masker di toko-toko dan supermarket di seluruh pulau, sementara pemerintah juga memiliki persediaan masker sendiri.