TEMPO.CO, Jakarta - Komedian legendaris Jepang Ken Shimura meninggal pada Ahad malam di rumah sakit Tokyo karena virus Corona.
Televisi Jepang NHK melaporkan pada Senin, 30 Maret 2020, ikon komedi berusia 70 tahun itu telah dinyatakan terinfeksi virus Corona dan dirawat karena pneumonia sebelum wafat.
Shimura menderita gejala seperti pneumonia dan meninggal pada Minggu malam, kata agensinya, Izawa Office, mengatakan kepada CNN.
Dia melaporkan gejala, termasuk kelelahan pada 17 Maret dan dirawat di rumah sakit pada 20 Maret dengan pneumonia berat sebelum dites positif terkena virus corona pada 23 Maret.
Kematian Shimura membuat warga Jepang berduka. Dia digambarkan sebagai "Robin Williams Jepang", dan media Jepang sangat gencar memberitakan kematiannya.
Shimura adalah salah satu komedian paling terkenal di Jepang yang berkarir di awal tahun 1970-an, dilaporkan menjalani operasi untuk pneumonia pada 2016. Dia menderita demam dan masalah pernapasan pada 19 Maret dan dirawat di rumah sakit, kata media setempat dikutip dari Reuters.
Shimura mendominasi adegan komedi televisi pada 1970-an dan 1980-an, salah satu aksinya yang paling terkenal adalah tuan feodal yang tidak ceroboh dengan wajah dicat putih dengan alis hitam tebal.
Seorang pria yang memakai masker setelah wabah penyakit virus Corona (COVID-19) pecah, berjalan melewati layar besar yang melaporkan kematian komedian Jepang Ken Shimura, yang dirawat di rumah sakit setelah terinfeksi dengan virus Corona, di Osaka, Jepang bagian barat 30 Maret 2020, dalam foto ini diambil oleh Kyodo.[Kyodo / via REUTERS]
Penggemar menyatakan duka cita di media sosial untuk meratapi kematiannya, dan beberapa di antaranya mengatakan kematian Shimura harus membuat orang Jepang lebih peduli ancaman sebenarnya dari virus Corona.
"Sangat sedih. Mungkin buruk untuk mengatakan ini, tetapi saya berharap kematiannya membantu orang Jepang, yang masih belum menganggap serius virus ini, mulai mengubah sikap mereka" tulis seorang pengguna Twitter, dikutip dari Reuters.
Juru bicara pemerintah, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, menggemakan hal serupa.
"Saya berdoa agar jiwanya tenang tetapi ingin mengatakan di atas peristiwa ini bahwa kita berada pada periode yang sangat kritis dan perlu melakukan segala upaya untuk mencegah penyebaran penyakit ini," katanya dalam konferensi pers.
Jepang pada hari Minggu mengkonfirmasi 68 kasus baru di Tokyo, rekor kenaikan harian tertinggi ibu kota, dan menjadikan penghitungan total 1.800 kasus. Sementara ada 55 kematian virus Corona pada Minggu sore, dan ini tidak termasuk 712 kasus dan 10 kematian dari kapal pesiar yang sempat dikarantina di dekat Tokyo bulan lalu, lapor NHK.