TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah email menggunakan nama Perdana Menteri Lee Hsien Loong beredar secara online yang isinya meminta "kontribusi dan pemikiran" karena Singapura sedang diserang serangan virus Corona.
Menurut PM Lee email itu palsu dan telah dilaporkan ke polisi.
"Email palsu yang mengaku dari saya telah beredar online. Email memuat pembaruan situasi Covid-19, dan mengajak mereka untuk menanggapi dengan kontribusi dan pemikiran mereka terhadap situasi itu," kata PM Lee di akun Facebook sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.
Dia meminta masyarakat untuk tidak menanggapi email itu atau memberikan informasi pribadi.
"Mohon jangan teruskan itu ke teman-teman dan keluarga anda."
Baca juga:
Email yang diklaim palsu oleh PM Lee mengatakan email dikirim melalui email pribadi.
"Ini karakter tidak bermoral yang berusaha memanfaatkan krisis saat ini untuk menipu Anda. Ekstra hati-hati, dan semoga tetap aman saat online," ujar PM Lee.
Kasus email palsu Perdana Menteri Lee Hsien Loong seperti ini juga menimpa Kementerian Kesehatan Singapura yang mengatakan pihaknya menyadari terjadi kejahatan dengan menggunakan panggilan suara otomatis menyamar sebagai staf Departemen Kesehatan atau tim pelacak kontak.
Mereka meminta orang-orang untuk memberikan informasi pribadi, termasuk rincian keuangan, atau meminta mereka untuk mengumpulkan dokumen kementerian.
Menyadari adanya kejahatan ini, Kementerian Kesehatan menegaskan pihaknya tiak akan pernah meminta rincian keuangan selama melakukan pelacakan kontak, dan tidak akan meminta orang untuk mengumpulkan dokumen jika anda tidak bermasalah dengan kami," kata Kementerian Kesehatan Singapura di situs resminya.Kementerian ini juga menyarankan agar mereka yang ragu untuk segera menghubungi hotlime 1800-333-9999 guna melakukan verifikasi.