TEMPO.CO, Jakarta - Terus bertambahnya jumlah pasien virus Corona (COVID-19) di Prancis tidak diimbangi dengan kesiapan tenaga medis. Walhasil, beberapa pasien harus dipindahkan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk memastikan mereka tertangani. Untuk memindahkan mereka, otoritas kesehatan Prancis menggunakan kereta cepat.
Mengutip Sky News, ada 36 pasien yang dipindahkan otoritas kesehatan Prancis menggunakan kereta cepat. Mereka semua adalah pasien kritis. Adapun kereta cepat dipilih untuk memastikan mereka bisa dirujuk ke rumah sakit lain dengan segera.
"Kami segera memindahkan mereka karena beban di rumah sakit juga perlu ditangani. Kami perlu selangkah lebih maju," ujar juru bicara Badan Tenaga Medis Darurat Prancis SAMU, Francois Braun, sebagaimana dikutip dari Sky News, Senin, 30 Maret 2020.
Ke-36 pasien itu, awalnya, dirawat di sebuah rumah sakit di kawasan timur Prancis. Mereka dipindahkan dari sana ke Nouvelle-Acquitaine, barat daya Prancis, di mana beban petugas medisnya relatif lebih ringan.
Adapun gerbong yang dipakai untuk memindahkan mereka sudah didesain ulang. Tujuannya, agar para pasien virus Corona tetap bisa dirawat sepanjang perjalanan. Setibanya di Nouvelle-Acquitaine, mereka akan langsung dijemput dengan armada ambulan yang sudah menanti di stasiun.
Kereta cepat bukan satu-satunya moda transportasi yang dipilih untuk memindahkan pasien. Di Strasbourg, sejumlah pasien dipindahkan dari rumah sakit setempat ke Ulm, Jerman, menggunakan pesawat militer Airbus A400M.
Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe meminta warga untuk selalu siaga dan menjaga diri di tengah pandemi virus Corona ini. Ia berharap pandemi bisa ditekan untuk memastikan tenaga medis tidak terbebani. Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan bahwa militer sudah ia kerahkan untuk memastikan pemindahan pasien dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain berjalan lancar.
Hingga berita ini ditulis, total sudah 38.105 kasus virus Corona (COVID-19) di Prancis. Sementara itu, untuk korban meninggal, ada 2.606 atau hampir sama banyaknya dengan jumlah korban meninggal di Cina (3.304).
ISTMAN MP | SKY NEWS