TEMPO.CO, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya sedang mengajukan Undang-undang Produksi Pertahanan guna mempercepat produksi peralatan medis yangdibutuhkan untuk memerangi pandemi virus Corona.
Trump juga menyampaikan prakiraan bahwa pengangguran AS dapat mencapai 20 persen untuk skenario kasus terburuk.
Jika diberlakukan, Undang-undang Produksi Pertahanan akan memungkinkan pemerintah AS untuk mempercepat produksi masker, respirator, ventilator, dan peralatan lain yang diperlukan.
"Kami akan mengalahkan musuh yang tak terlihat," kata Trump pada konferensi pers Rabu, dikutip dari Reuters, 19 Maret 2020.
Trump mengatakan ia akan mengajukan undang-undang lain yang akan memungkinkan pihak berwenang AS untuk mengembalikan para migran yang berusaha melintasi perbatasan selatan Amerika Serikat secara ilegal.
"Tidak, kami tidak akan menutupnya (perbatasan), tetapi kami meminta ketentuan tertentu yang akan memberi kami kebebasan yang besar untuk apa yang kami lakukan," katanya.
Kelompok-kelompok hak imigran mengecam gagasan pengembalian massal warga negara asing ke Meksiko.
Trump mengatakan sebuah kapal rumah sakit akan dikirim ke New York untuk membantu orang-orang yang terkena dampak virus, dan kapal rumah sakit kedua akan dikerahkan di West Coast.
Seorang perempuan berjalan dengan masker wajah, setelah kasus virus Corona dikonfirmasi di New York, di Bandara Internasional JFK di New York, AS, 5 Maret 2020. [REUTERS / Shannon Stapleton]
Di Gedung Putih, Trump mengatakan ia akan menandatangani Undang-undang Produksi Pertahanan pada hari Rabu.
Undang-undang, yang berasal dari Perang Korea tahun 1950-an, memberikan wewenang luas kepada presiden untuk "mempercepat dan memperluas pasokan sumber daya dari pangkalan industri AS untuk mendukung militer, energi, ruang, dan program keamanan tanah air," menurut sebuah ringkasan di situs web Badan Manajemen Darurat Federal.
"Kami akan meminta Undang-undang Produksi Pertahanan kalau-kalau kami membutuhkannya," kata Trump.
Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengipasi kekhawatiran keruntuhan ekonomi pada hari Rabu dengan mengatakan kepada anggota parlemen di Capitol Hill bahwa 20 persen pengangguran adalah kemungkinan ekstrem jika virus Corona memiliki dampak buruk pada bisnis Amerika. Serikat.
Hingga laporan Rabu, ada lebih dari 7.300 kasus penyakit virus Corona di AS dan setidaknya 118 kematian.
Donald Trump menandatangani undang-undang paket bantuan virus Corona tak lama setelah diloloskan oleh Senat AS pada Rabu.
Paket bantuan tersebut memberikan cuti sakit, tunjangan pengangguran, pengujian virus Corona gratis, dan bantuan makanan dan medis kepada orang-orang yang terkena dampak pandemi, menurut New York Times.
Total paket bantuan virus Corona ini sebesar US$ 1 triliun atau Rp 15.500 triliun lebih, yang juga akan mencakup US$ 50 miliar atau Rp 777 triliun untuk pinjaman untuk industri penerbangan, dan US$ 150 miliar lainnya atau Rp 2.339 triliun untuk pinjaman yang dijamin atau jaminan pinjaman untuk bagian ekonomi lainnya yang terdampak virus Corona.