TEMPO.CO, Jakarta - Iran menolak tawaran dari Presiden AS Donald Trump untuk membantu melawan virus Corona atau COVID-19. Iran menyebut tawaran Trump "munafik" dan "menjijikkan", dan menuduh AS sebagai biang terorisme ekonomi dan medis.
"Alih-alih menampilkan kemunafikan yang menunjukkan belas kasih dan kebanggaan yang menjijikkan, Anda harus mengakhiri terorisme ekonomi dan medis Anda sehingga obat-obatan dan persediaan medis dapat menjangkau staf medis dan rakyat Iran," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Abbas Mousavi pada hari Jumat, menurut Press TV, dikutip dari CNN, 13 Maret 2020.
"Kami tidak membutuhkan dokter Amerika," kata Mousavi. Dia menambahkan bahwa Iran memiliki staf medis yang terbaik dan paling berani di dunia.
Selama pertemuan dengan Perdana Menteri Irlandia di Gedung Putih pada hari Kamis, Trump mengatakan AS menawarkan bantuan ke Iran.
"Kami memiliki dokter terbaik di dunia, kami menawarkan bantuan ke Iran," kata Trump.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah menginstruksikan angkatan bersenjata Iran untuk melawan COVID-19. Khamenei menyebut virus Corona kemungkinan senjata biologis.
"Pembagian tugas dan misi organisasi dan departemen Angkatan Bersenjata akan menjadi salah satu tugas pangkalan ini," kata Ayatollah Khamenei, menurut kantor berita Tasnim.
"Mengingat bahwa ada bukti yang meningkatkan kemungkinan peristiwa ini menjadi serangan biologis, tindakan ini juga bisa menjadi latihan dalam pertahanan biologis dan meningkatkan kekuatan dan kekuatan nasional," katanya.
Pernyataan itu muncul ketika juru bicara Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan pada hari Kamis jumlah pasien virus Corona di Iran melebihi 10.000 orang.