TEMPO.CO, Jakarta - Sementara narapidana di Italia bentrok karena virus Corona (COVID-19), narapidana di Taiwan bekerja keras membuat masker. Mengutip Channel News Asia, sekelompok narapidana di Penjara Taipei bekerja membuat masker sejak Februari lalu untuk memastikan supplainya terjaga di pasaran.
"Awalnya, mereka bekerja membuat pakaian narapidana di sebuah pabrik di Taoyuan. Sejak virus Corona masuk ke Taiwan, mereka berganti jadi membuat masker," sebagaimana dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 11 Maret 2020.
Ketika berita ini ditulis, para narapidana tersebut sudah membuat kurang lebih 52 ribu masker. Tiap enam masker dijual 25 dollar Taiwan atau setara dengan Rp12 ribu. Dari hasil penjualannya, para napi mendapat sekian persen pendapatan.
Petugas Lapas Taipei, Yen Chih-Hong, mengatakan bahwa dalam sehari para napi bisa membuat minimal 1000 masker. Sebelumnya, mereka hanya bisa membuat 450 masker. Namun, begitu kebutuhan akan masker meningkat seiring dengan tumbuhnya epidemi virus Corona, frekuensi produksi ditingkatkan.
"Mereka sendiri yang bersedia untuk bekerja ekstra demi memenuhi kebutuhan yang ada. Terkadang saya sampai harus memaksa mereka untuk istirahat," ujar Chih-Hong.
Salah seorang napi, Yuh, mengaku bangga bisa membantu orang-orang di Taiwan dengan membuat masker. Ia berkata, membuat masker memberinya rasa percaya diri sekaligus keyakinan bahwa dirinya dan narapidana lainnya masih bisa berkontribusi terhadap masyarakat.
"Setiap kali saya menjahit masker, saya tidak bisa berhenti berpikir bahwa apa yang saya buat bisa bermanfaat untuk keluarga saya," ujar pria yang dihukum penjara 23 tahun tersebut karena kepemilikan narkoba dan senjata api.
Mengacu pada data dari South China Morning Post, jumlah kasus virus Corona (COVID-19) di Taiwan relatif kecil dibandingkan tetangganya, Hong Kong dan Cina. Per hari ini, total ada 48 kasus dan 1 korban meninggal akibat virus Corona di Taiwan.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA | SOUTH CHINA MORNING POST