TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, merasa upaya pengajuan mosi tidak percaya oleh Pakatan Harapan kepada Muhyiddin Yassin tidak akan berhasil. Sebab, menurut ia, Muhyiddin Yassin memiliki posisi tawar lebih tinggi dengan jabatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia.
"Dengan sekarang ia berada di pemerintahan, dia bisa menawarkan banyak hal," ujar Mahathir sebahgaimana dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 11 Maret 2020.
Mahathir mengatakan, hal itu ia sadari setelah melihat banyak pendukungnya diangkat menjadi menteri oleh Muhyiddin. Dengan begitu, kata Mahathir, otomatis dukungan kepadanya pun ikut berkurang. Padahal, dulu, dirinya didukung oleh 114 pejabat legislatif dari total 222 kursi di parlemen.
"Kalaupun kami mencoba memperdebatkan mosi tidak percaya itu di parlemen, kemungkinan juga tidak akan berhasil. Itu karena dia sudah mengajak mereka yang awalnya mendukung saya. Tentu saja sulit bagi mereka untuk menolak tawaran menjadi menteri karena saya tidak bisa menawarkan apapun," ujar Mahathir.
Sebagaimana diketahui, Mahathir tak lagi menjadi menteri ketika ia memutuskan untuk mundur pada 24 Februari lalu. Ia menduga ketika dirinya mundur, maka otomatis kesepakatannya dengan Anwar Ibrahim akan batal sehingga ia bisa kembali ke tampuk kepemimpinan tanpa hutang apapun.
Perhitungan Mahathir salah. Muhyiddin menarik Partai Pribumi Bersatu Malaysia dari koalisi Pakatan Harapan. Hal itu membuatnya memiliki suara dominan di parlemen sehingga lebih ideal untuk menjadi Perdana Menteri dibandingkan Mahathir. Alhasil, Mahathir dan Anwar tidak mendapatkan apapun dan Muhyiddin yang menarik keuntungan paling besar.
Mahathir menyebut Muhyiddin sebagai pengkhianat atas aksinya. Muhyiddin ogah dikatakan begitu karena ia merasa telah berjasa meredakan ketegangan politik di Malaysia.
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA