TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Palestina melaporkan 7 kasus virus Corona ditemukan di Betlehem di antara para pekerja hotel pada hari Jumat kemarin.
Setelah temuan ini, kota tempat kelahiran Yesus itu sepi pengunjung dan aparat polisi Palestina melakukan patroli dengan mengenakan masker. Diduga virus Corona itu dibawa oleh para turis yang berkunjung ke Betlehem.
Di Tepi Barat, aparat keamanan Palestina melakukan pemeriksana di pos-pos penjagaan dan meminta orang asing berbalik menjauh dari kawasan itu.
Gereja Nativity atau Gereja Kelahiran Yesus yang menjadi destinasi turis asing juga ditutup.
"Ini menyedihkan karena kami sungguh-sungguh ingin berkunjung dan melihat kota ini," kata Leonardo Cairoli, turis dari Belanda sebagaimana dilaporkan Reuters, 6 Maret 2020.
Sekitar 1,5 juta turis dan peziarah mengunjungi Betlehem setiap tahun. Dengan penutupan kota ini, telah berdampak pada kerugian besar bagi pengusaha-pengusaha setempat.
"Selama ini kami siap menghadapi situasi politik seperti perang di Gaza atau bentrokan di pos pemeriksaan atau di dinding, namun ini sesuatu yang baru bagi kami," kata Alaa Salameh, pemilik restoran yang sepi pengunjung sejak merebak virus Corona.
Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh mengatakan, perpindahan antar daerah hanya boleh dilakukan untuk kasus-kasus yang sangat perlu.