TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Polisi Malaysia meminta keterangan putri dari bekas Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan 17 orang aktivis pada Rabu, 4 Maret 2020.
Marina Mahathir dimintai keterangan karena menggelar unjuk rasa pasca pengunduran diri PM Mahathir Mohamad pada pekan lalu.
Ini terjadi setelah koalisi partai politik Pakatan Harapan kehilangan kekuasaan karena berkurangnya dukungan di parlemen dan berujung pengunduran diri PM Mahathir dua pekan lalu.
“Ini mengigatkan kita sekitar dua tahun lalu saat begitu banyak dari kita harus menjalani ini,” kata Marina Mahathir, 62 tahun, yang memimpin kampanye bersama sejumlah aktivis perempuan seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu, 4 Maret 2020.
Marina menambahkan,”Pemerintahan baru itu baru saja berjalan dua hari dan ini semua sudah terjadi.”
Aktvis Fadiah Nadwa Fikri mengatakan dia dimintai keterangan oleh polisi karena ikut dalam dua unjuk rasa. “Kami mengalami ini sebelumnya dan sekarang melihat ini terjadi lagi,” kata dia.
Mahathir, yang keluar dari Partai Umno dan mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia, kehilangan kursi PM ke tangan Muhyiddin Yasin, yang merupakan petinggi dari partai yang didirikannya.
Muhyiddin berhasil mendapatkan mayoritas suara di parlemen sebagai syarat menjadi PM setelah mendapat dukungan Partai Umno, yang kerap dituding sarat dengan korupsi.
Selama berkuasa sebelumnya, Partai Umno kerap dikritik karena menggunakan petugas keamanan untuk meredam aksi kebebasan berbicara dan hak untuk protes oleh masyarakat.
Koalisi Pakatan Harapan yang mengusung Mahathir dan didukung Anwar Ibrahim berupaya mereformasi sejumlah undang-undang yang dianggap menghambat kebebasan berbicara. Namun, hasilnya belum memuaskan sejak berkuasa dua tahun lalu.