TEMPO.CO, Jakarta - Mahathir Mohamad mengatakan Presiden Partai Bersatu Muhyiddin Yassin bukan orang yang tepat menjabat sebagai perdana menteri Malaysia berdasarkan undang-undang karena tidak mendapat mayoritas dukungan anggota parlemen.
Berbicara kepada media, Mahathir menyebut keputusan Raja Malaysia Yang-DiPertuan Agong, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah, yang menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri kedelapan negara itu sebagai putusan "aneh", mengingat kubunya bersikeras bahwa ia memiliki dukungan yang lebih besar.
"Raja telah membuat keputusan untuk tidak melihat saya lagi, tetapi untuk menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri sehingga saya tidak memiliki kesempatan untuk memberi tahu raja bahwa dia (Muhyiddin) tidak memiliki mayoritas. Itu saja ...Saya tidak bisa berkomunikasi dengan istana," kata Mahathir, dikutip dari Malaysiakini, 1 Maret 2020.
Istana Negara mengumumkan pelantikan Muhyiddin Yassin, anggota parlemen berusia 72 tahun yang mewakili dapil Pagih, akan digelar pada pukul 10.30 pagi, menurut The Star.
Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mendengarkan mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dalam konferensi pers menyusul deregistrasi sementara Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM) di Petaling Jaya, dekat Kuala Lumpur, Malaysia 5 April 2018. [REUTERS / Lai Seng Sin]
Menurut pernyataan Pengawas Rumah Tangga Kerajaan Datuk Ahmad Fadil Shamsuddin, Yang di-Pertuan Agung telah menerima daftar nama calon yang potensial. Penunjukkan Muhyiddin diputuskan setelah Raja Malaysia melakukan audiensi satu per satu dari 222 anggota parlemen untuk mengetahui siapa yang mendapat dukungan terbesar.
"Setelah mendapatkan calon dari semua perwakilan partai dan anggota parlemen independen, menurut Yang di-Pertuan Agong, orang yang paling mungkin mendapat kepercayaan dari mayoritas anggota parlemen adalah anggota parlemen Pagoh, Muhyiddin.
"Sejalan dengan itu, Yang di-Pertuan Agong akan menunjuk Muhyiddin sebagai Perdana Menteri sesuai dengan Pasal 40 (2) (a) dan 43 (2) (a) Konstitusi Federal," kata Fadil.
Namun, Mahathir menyayangkan putusan ini karena pihak yang kalah bisa membentuk pemerintahan sementara yang menang menjadi oposisi.
"Ini adalah situasi yang sangat aneh," kata Mahathir kepada wartawan di Yayasan Al Bukhary di Kuala Lumpur.
Menurut ketua Bersatu, ia telah menerima dukungan dari 114 anggota parlemen.
112 adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk mayoritas sederhana di Dewan Rakyat, yang memiliki 222 anggota, sebagai syarat konstitusi untuk memilih perdana menteri Malaysia.