TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Pinjaman Pembangunan Bank Dunia, David Malpass, memastikan organisasinya tidak akan memberikan pinjaman uang ke Pemerintah Cina untuk menangani virus Corona. Meski begitu, Ia memastikan bahwa bantuan teknis akan tetap diberikan apabila dibutuhkan.
"Kami mengharapkan yang terbaik untuk mereka (Cina) dalam menangani virus Corona. Kami akan tetap memberikan bantuan teknis di bidang kesehatan, sanitasi, dan kebijakan penanganan penyakit," ujar Malpass sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Selasa, 11 Februari 2020.
Malpass menjelaskan, sejak awalnya memang pihaknya tidak pernah merencanakan atau bahkan mempertimbangkan untuk memberikan bantuan finansial ke Cina. Salah satu alasannya, karena Cina sudah memiliki cadangan devisa yang bisa digunakan untuk keperluan darurat seperti epidemi virus Corona. Di sisi lain, Cina juga masih memiliki tanggung jawab pinjaman dari Bank Dunia.
Mengutip Reuters, Cina memiliki pinjaman sebesar 14,8 miliar Dollar AS kepada Bank Dunia. Selain itu, Cina juga merupakan pemegang saham terbesar ketiga di Bank Dunia setelah Amerika dan Jepang. Adapun untuk cadangan devisa yang dipegang, Cina memiliki 3,1 triliun Dollar AS.
Perekonomian Cina sendiri sangat terdampak atas epidemi virus Corona yang telah memakan 1018 korban jiwa. Berbagai perusahaan asing menghentikan operasionalnya untuk beberapa saat dan bahkan menarik sejumlah pekerjanya kembali ke negara asal. Sementara itu, perusahaan lokal membutuhkan pinjaman untuk meringankan beban atas dampak ekonomi yang mereka tanggung. Kurang lebih 8,2 miliar Dollar AS total biaya bantuan yang dibutuhkan.
Berbagai analis memprediksi Cina akan kesulitan untuk menaikkan atau mempertahankan pertumbuhan ekonomi mereka di angka 6 persen. Beberapa beranggapan bahwa paling buruk pertumbuhan ekonomi Cina akan turun sebanyak dua persen akibat virus Corona.
ISTMAN MP | REUTERS