TEMPO.CO, Jakarta - Sidang pemakzulan Presiden Amerika Donald Trump semakin panas. Pengakuan mantan penasehat keamanan negara John Bolton, bahwa Trump telah menyalahgunakan kekuasaannya, mulai membuat sebagian kubu Republikan berpikir untuk mendukung pemanggilannya sebagai saksi. Bahkan, ketua senat mayoritas Mitch Mcconnell, dari partai Republik, sudah pesimis bahwa dirinya akan berhasil menghalangi pemanggilan tersebut.
"Mitch McConnell menyampaikan kepada Republikan pada Selasa malam (waktu Amerika) bahwa sekarang ia tidak memiliki cukup banyak dukungan untuk mencegah pemanggilan saksi," sebagaimana dikutip dari VOA, Rabu, 29 Januari 2020.
Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, sidang pemakzulan Trump bermula dari temuan anggota parlemen Demokrat bahwa ia telah mematai-mati Joe Biden, kandidat rival di Pemilu 2020 nanti. Donald Trump, dalam dakwaan, disebut telah menyalahgunakan kekuasaannya untuk menahan bantuan ke Ukraina agar mereka mau membantunya mematai-matai Biden.
Penahanan bantuan ke Ukraina tersebut dibenarkan oleh John Bolton. Lewat manuskrip bukuynya, Ia mengungkapkan bahwa Donald Trump pernah menyampaikan kepadanya akan menahan bantuan ke Ukraina. Tujuannya, kata Bolton, untuk memaksa Ukraina memata-matai dan melakukan investigasi korupsi terhadap Joe Biden dan ankanya, Hunter Biden.
Sejak awal persidangan, kubu Demokrat sudah gatal ingin memanggil Bolton. Menurut mereka, Bolton adalah saksi kunci yang bisa memperkuat argumen pemakzulan Trump. Namun, kubu Republikan dan tim hukum Trump berkali-kali menghalangi upaya itu, termasuk sempat menolak 11 amandemen terkait pemanggilan saksi. Sikap itu mulai berubah ketika Bolton mulai berbicara.
Untuk bisa memanggil Bolton sebagai saksi, 51 dari 100 senator harus mendukung rencana tersebut. Demokrat sangat yakin 47 senatornya akan kompak mendukung pemanggilan saksi. Dengan kata lain, McConnell telah memegang empat nama yang diyakini akan 'berkhianat' dan mendukung pemanggilan saksi. Sejauh ini, dari Republikan, baru senator Mitt Romney dan Susan Collins yang telah menyatakan mendukung pemanggilan Bolton.
"Laporan terbaru soal buku John Bolton memperkuat alasan untuk memanggil saksi dan saya telah melakukan pembicaraan dengan kolega saya (di Republik)," ujar Collins sebagaimana dikutip dari Reuters.
Voting perihal kemungkinan memanggil Bolton diperkirakan akan digelar pada hari Kamis waktu Indonesia. Sementara itu, pada sidang hari ini, anggota parlemen Demokrat dan tim hukum Trump akan memasukkan pertanyaan-pertanyaan ke ketua majelis hakim yang nantinya dilanjutkan ke lawan masing-masing.
Tim hukum Trump, sebelum sidang pada hari ini, sudah mendesak agar sidang pemakzulan Trump sebaiknya segera diakhiri atas dasar logika dan tidak adanya hukum yang dilanggar Trump. Tim tersebut juga menegaskan bahwa tidak ada balas budi antara Ukraina dan Trump terkait penahanan bantuan seperti yang dikatakan Bolton.
Sementara itu, Donald Trump menyerang Demokrat lewat Twitter. Dari akunnya, ia mengatakan bahwa berapapun saksi yang akan dihadirkan, Demokrat tidak akan pernah merasa cukup.
"Tidak akan pernah cukup bagi mereka. Mereka akan terus berteriak persidangan ini tidak adil. Pemakzulan saya hanya sebuah berita palsu, sebuah penipuan politis," ujar Trump dalam cuitannya.
VOA | REUTERS | ISTMAN MP