Haji Din Muhammad, kerabat Haq, membantah saudaranya telah dieksekusi pasukan Taliban. Kendati ia membenarkan penangkapan tersebut. “Nah, sejak malam kemarin (25/10) ia ditangkap oleh sekitar 50 orang Taliban di Jalalabad saat bertemu dengan para kepala suku dan faksi-faksi dalam tubuhTaliban disana,”kata Din dalam suatu jumpa pers di hotel termewah di Pesahawar, Pearl Continental Hotel, Jumat (26/10).
Namun, lanjut Din, “Ia masih selamat dalam suatu tempat tahanan Taliban.” Kabar ini diperoleh dari seorang teman yang menelponya Jumat (26/10) pukul 08.30 WIB. Dihadapan puluhan wartawan dalam dan luar negeri, mantan pemimpin Partai Hizb-I-Islami Afganistan itu mengungkapkan kepergian Abdul Haq ke Afganistan. Pada tanggal 21 Oktober Abdul Haq dan delapan pengikutnya pergi ke Jalalabad untuk bertemu dengan beberapa pemimpin suku dan faksi-faksi dalam Taliban.
“Sejak krisis di Afganistan dan Amerika Serikat mulai menyerang Afganistan, setiap pemimpin Afganistan yang berada di Pakistan maupun yang berada di pengasingan di negara-negara lain, ingin turut serta menyesaikan persoalan itu, begitu juga saya dan saudara saya bekas komandan Mujahidin Abdul Haq,”kata pria tua berjenggot putih didampingi Zalmai, sekretaris Abdul Haq dan beberapa pengawalnya.
Abdul haq, menurut Din Muhammad, 43 tahun, pergi ke Jalalabad Ibukota Provinsi Nangarhar melalui Parachinar, Pakistan, dengan menggunakan keledai melewati pegunungan Spin Range setinggi 4406 meter. Ketika ditanya mengapa Abdul Haq pergi sorang diri kesana, bekas Menteri Keamanan Nasional Afganistan pada zaman Presiden Burhanuddin Rabbani dan Presiden Sibghatullah Mujaddadi ini mengatakan, “Ia pergi bertemu dengan sekelompok orang di Jalalabad untuk membicarakan persoalan Afghanistan kini.”
Din pun membantah kepergian Haq kesana atas banttuan AS. “Tidak ada bukti tentang tuduhan itu. Saya pikir itu tuduhan yang kejam untuk saudara saya,”tegasnya. Mengenai kemungkinan Haq dijebak, Din tegas-tegas membantahnya. “Tidak, tidak mungkin, karena yang bertemu dengannya sudah dikenal betul oleh saudara saya itu,”ujarnya lagi.
Ia berharap Taliban segera melepaskan saudaranya itu. “Bagaimanapun Abdul Haq punya hak untuk membicarakan masa depan negerinya dengan orang-orang Afganistan lainnya. Saya berharap bantuan dunia internasional untuk menekan Taliban agar melepaskan saudara saya itu,”imbuhnya. Pukul 16.00 waktu setempat jumpa pers bubar, dan Din Muhammad segera dilarikan pulang dengan mobil sedan warna merah hati.
Rumah milik Abdul Haq, yang mewah dan besar terletak di pinggir jalan utama Hayatabad, di bagian kompleks perumahan mewah tampak lengang. Rumahnya yang tak jauh dari kantor polisi sektor Hayatabad selalu dijaga pasukan sipil bersenjata AK47. (Ahmad Taufik)