TEMPO.CO, Jakarta - Demonstran anti-pemerintah di Hong Kong pada Rabu, 25 Desember 2019, tetap melakukan unjuk rasa. Aksi protes pada hari Natal ini dilakukan di sejumlah mall atau pusat perbelanjaan sambil meneriakkan slogan pro-demokrasi.
Dikutip dari reuters.com, unjuk rasa di Hong Kong sepanjang Desember 2019 relatif berjalan damai khususnya setelah sejumlah kandidat pro-demokrasi memenangkan pemilu anggota parlemen pada November 2019.
Dalam unjuk rasa pada hari Natal, demonstran menggunakan pakaian serba hitam dan memakai penutup wajah. Mereka memenuhi pusat-pusat perbelanjaan di penjuru Hong Kong berbaur dengan para pangunjung. Para demonstran meneriakkan slogan seperti ‘Kebebasan Hong Kong ! atau ‘Saatnya Revolusi !’.
Pada hari Natal atau kendati menjadi sasaran unjuk rasa, sebagian besar toko-toko buka.
Polisi anti huru hara berjaga saat pendemo anti-pemerintah menggelar aksi pada Malam Natal di Hong Kong, Cina, 24 Desember 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Unjuk rasa pada hari Natal itu dilakukan sehari setelah bentrok antara demonstran dengan aparat kepolisian hingga membuat tempat-tempat yang sering dikunjungi turis dan didekorasi hiasan Natal ternodai oleh gas air mata. Pada Selasa, 24 Desember 2019, satu batalion kepolisian Hong Kong menembakkan gas air mata ke arah ribuan demonstran yang menutup sejumlah jalan, menulis slogan-slogan protes dan serta melempari dengan sampah sebuah kedai kopi Starbucks dan sebuah cabang kantor Bank HSBC.
Sebuah truk meriam air, yang diapit dengan mobil jip lapis baja berkeliaran di jalan-jalan. Namun meriam air itu untungnya tidak digunakan.
Unjuk rasa di Hong Kong meletup pertama kali pada Juni 2019 yang dipicu oleh RUU ekstradisi yang akan mengirim para pelaku kriminal di Hong Kong ke Cina. RUU itu sudah ditangguhkan, namun unjuk rasa belum juga berhenti menuntut demokrasi bagi Hong Kong yang lebih luas.