TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menembakkan dua rudal jarak pendek ke perairan timur bertepatan dengan hari libur Thanksgiving AS pada Kamis kemarin.
Penembakan uji coba itu dilakukan ketika mendekati tenggat akhir tahun yang Pyongyang berikan kepada Amerika Serikat, untuk menunjukkan fleksibilitas dalam perundingan denuklirisasi mereka yang tertunda.
Dikutip dari Reuters, 29 November 2019, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan Korea Utara menembakkan dua proyektil ke laut dari peluncur di kota pantai timur Yonpo sekitar pukul 5 malam.
Rudal itu menempuh perjalanan hingga 380 km dan mencapai ketinggian 97 km, kata JCS.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan peluncuran itu bukan hanya ancaman bagi Jepang tetapi juga wilayah Asia Timur dan sekitarnya, meskipun kementerian pertahanannya mengatakan proyektil itu tidak memasuki wilayah udara Jepang atau Zona Ekonomi Eksklusifnya.
"Kami akan tetap berhubungan dekat dengan Amerika Serikat, Korea Selatan dan komunitas internasional untuk memantau situasi," kata Abe.
Peluncuran ini adalah yang pertama sejak 31 Oktober, ketika Korea Utara menguji apa yang disebutnya peluncur roket ganda super besar, yang juga telah digunakan dalam uji coba yang dilakukan pada Agustus dan September yang diawasi oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri tes peluncur roket ganda dalam foto tak bertanggal ini yang dirilis pada 25 Agustus 2019 oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara. KCNA via REUTERS
Militer Korea Selatan menyesalkan uji coba ini dan mendesak Korut untuk berhenti memicu ketegangan.
"Tindakan Korea Utara tidak membantu upaya meredakan ketegangan di semenanjung Korea," kata Jeon Dong-jin, direktur operasi di JCS.
Sementara kantor berita Korea Utara melaporkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi uji coba sukses dari sistem peluncuran roket ganda super besar dan menyatakan puas pada Jumat.
Kantor berita resmi KCNA Pyongyang mengatakan Kim mengawasi tes terbaru, seperti yang dia lakukan dengan tes sebelumnya pada Agustus dan September. Namun dia tidak menghadiri tes yang terakhir pada 31 Oktober.
"Uji coba tembakan voli bertujuan memeriksa penerapan tempur dari sistem peluncuran roket multi-besar super-besar membuktikan keunggulan militer dan teknis dari sistem senjata dan keandalan perusahaan," kata KCNA. "Pemimpin Tertinggi menyatakan kepuasan yang besar atas hasil uji coba."
Kim telah menetapkan batas waktu akhir tahun untuk memulai pembicaraan dengan Washington, tetapi negosiasi tetap macet setelah pertemuan bulan lalu gagal.
Korea Utara telah menuntut sanksi dicabut dan memperingatkan bahwa mereka bisa menempuh jalan lain, meningkatkan kekhawatiran bahwa negara itu dapat melanjutkan uji coba nuklir dan rudal jarak jauh yang ditangguhkan sejak 2017.
Perunding utama AS untuk denuklirisasi Korea Utara, Stephen Biegun, mengatakan pekan lalu batas waktu akhir tahun adalah dibuat-buat, tetapi ancaman itu bisa berarti kembali ke langkah-langkah provokatif Korea Utara selama dua tahun terakhir diplomasi.