TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Cina mengatakan tidak akan mentolerir perilaku buruk warganya yang berkunjung ke Malaysia dan berjanji akan mendidik pelancong Cina bagaimana bertingkah sepatutnya.
Hal ini diungkapkan setelah Duta Besar Cina untuk Malaysia, Bai Tian, mengatakan bahwa kedutaan menerima beberapa laporan tentang turis Cina yang tidak menghormati adat warga Malaysia.
"Orang Cina memiliki peradaban sejak 5.000 tahun yang lalu dan kami tahu bagaimana harus berperilaku baik dan tidak menyinggung orang lain," kata dubes seperti dikutip dari The Star, 25 November 2019.
Bai Tian mengatakan turis Cina menghabiskan RM 12,3 miliar atau Rp 42 triliun selama setahun terakhir di Malaysia, dan kedutaan sangat prihatin dengan kesalahan tersebut.
Dia mengutip sebuah insiden di Sabah di mana wisatawan Cina bertindak tidak sopan di depan sebuah masjid, yang menyebabkan mereka dikecam oleh pejabat pariwisata setempat. Dalam video viral yang disediakan oleh The Star, terlihat kedua turis perempuan berjoget di depan masjid.
"Apa yang dilakukan pihak berwenang Malaysia benar. Di pihak kami, kami akan mendidik wisatawan kami untuk berperilaku baik di Malaysia," kata dubes di sebuah forum di China Road Belt Initiative (BRI) yang diselenggarakan oleh Dewan Pemuda Malaysia dan Dewan Bahasa dan Pustaka.
Bai Tian berbicara tentang banyak peluang kerja di bawah kerja sama BRI dengan Malaysia dan bagaimana hal itu akan menjadi katalis untuk pertumbuhan perdagangan lebih lanjut antara kedua negara dan dunia.
Bai Tian juga membahas tentang kekacauan di Hong Kong, di mana ia mengatakan aturan hukum telah dikesampingkan oleh pengunjuk rasa radikal.
Mengenai masalah Muslim Uighur, ia mengatakan seseorang harus mempertimbangkan kebijakan Cina untuk mengizinkan mereka memiliki lebih banyak anak dan 15 tahun pendidikan gratis yang tidak ditawarkan kepada orang lain.
Cina berada di bawah tekanan internasional atas dugaan penganiayaan terhadap Muslim Uighur, sebuah kelompok etnis yang sebagian besar berbahasa Turki terutama dari wilayah barat laut Cina Xinjiang.
Dubes juga mengecam teori "perangkap utang" terhadap Cina yang memberikan pinjaman kepada negara-negara Asia.
"Ini semua adalah rekayasa Barat untuk agenda ekonomi dan politik mereka sendiri," katanya.
Forum ini diselenggarakan bersamaan dengan peringatan 45 tahun hubungan diplomatik antara Malaysia dan Cina.