TEMPO.CO, Jakarta - Email dan dokumen internal Departemen Luar Negeri yang dirilis Jumat malam, mengungkap bagaimana keterlibatan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam upaya Presiden Trump dan pengacara pribadinya Rudolph W. Giuliani, untuk menekan Ukraina demi politik balas budi.
Dikutip dari New York Times, 25 November 2019, email-email tersebut mengindikasikan bahwa Pompeo berbicara setidaknya dua kali melalui telepon dengan Giuliani pada bulan Maret ketika Giuliani mendesak Ukraina untuk menyelidiki saingan Trump, dan mencoba untuk mengusir duta besar Amerika yang disegani untuk Ukraina, Marie L. Yovanovitch, yang telah mempromosikan upaya antikorupsi di Ukraina.
Pompeo memerintahkan pemindahan Yovanovitch bulan berikutnya. Satu panggilan telepon antara Giuliani dan Pompeo diatur dengan bimbingan dari asisten pribadi Trump, seperti diutarakan dokumen.
Dokumen-dokumen itu juga menunjukkan bahwa Departemen Luar Negeri mengirim anggota Kongres jawaban yang sengaja menyesatkan tentang pemindahan Yovanovitch setelah mereka bertanya tentang tekanan padanya.
Sebagai bagian dari upaya untuk menggulingkannya, Giuliani dan rekan-rekannya mendorong media berita pendukung Trump untuk mempublikasikan klaim yang tidak berdasar tentang ketidaksetiaan Yovanovitch kepada Trump.
Dokumen-dokumen, dan kesaksian kongres baru-baru ini dalam penyelidikan pemakzulan, mengaitkan Pompeo dengan upaya Trump dan Giuliani untuk membujuk pemerintah Ukraina agar membuka penyelidikan yang dapat membantu Trump secara politis. Upaya itu termasuk penyelidikan terhadap keluarga mantan Wakil Presiden Joseph R. Biden Jr., seorang calon presiden dari Partai Demokrat, dan klaim tidak berdasar bahwa pejabat Ukraina bekerja untuk ikut campur dalam pemilihan presiden 2016.
Ketika Trump meminta penyelidikan itu, ia dan timnya sengaja menahan US$ 391 juta atau Rp 5,5 triliun bantuan militer penting bagi Ukraina, yang sedang dalam perang melawan separatis yang didukung Rusia.
Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst
Perilisan dokumen, yang diperoleh oleh kelompok pengawas liberal yang telah mengajukan permintaan catatan publik, datang ketika Pompeo menolak untuk secara sukarela menyerahkan dokumen Departemen Luar Negeri tentang Ukraina ke komite DPR yang memimpin penyelidikan pemakzulan. Anggota DPR Adam B. Schiff, ketua Komite Intelijen DPR, mengatakan pada hari Rabu bahwa Pompeo terlibat dalam upaya menghalangi penyelidikan dengan gaya Watergate.
Departemen Luar Negeri AS merilis dokumen-dokumen itu sebagai tanggapan atas gugatan yang diajukan oleh lembaga pengawas liberal, American Oversight, yang pendirinya termasuk pengacara yang bekerja di pemerintahan Obama.
Austin Evers, direktur eksekutif American Oversight, mengatakan bahwa dokumen itu mengungkapkan jejak kertas yang jelas dari Rudy Giuliani ke Oval Office sampai ke Menlu Pompeo untuk memfasilitasi kampanye kotor Giuliani melawan duta besar AS untuk Ukraina.
Pompeo menolak menjawab pertanyaan tentang perannya dalam urusan Ukraina. Departemen Luar Negeri pada hari Sabtu tidak menjawab pertanyaan terperinci tentang dokumen atau kesaksian saksi dalam penyelidikan.
Dokumen-dokumen itu mendukung kesaksian yang disampaikan Rabu oleh Gordon D. Sondland, duta besar Amerika untuk Uni Eropa dan seorang pemain dalam skandal Ukraina. Dia mengatakan kepada anggota parlemen dalam audiensi publik bahwa Pompeo memiliki pengetahuan penuh tentang kampanye politik balas budi Trump dan bahkan menyetujui taktik garis keras tertentu.
"Mike Pompeo dan para pembantunya tahu apa yang kami lakukan, dan mengapa," kata Sondland, mencatat bahwa semua orang terlibat, dan ia membacakan percakapan email yang ia miliki dengan Mike Pompeo terkait skandal Trump dengan Ukraina.