TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat menyelidiki pemimpin baru ISIS Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi dan peran sebelumnya dalam organisasi tersebut.
Dikutip dari Reuters, 2 November 2019, Kordinator Kontraterorisme AS, Nathan Sales, mengatakan pada Jumat kemarin, "Setiap kali ada transisi kepemimpinan dalam organisasi teroris, kami ingin memastikan bahwa kami memiliki informasi terbaru yang harus kami hadapi untuk menghadapi ancaman."
Dalam pesan rekaman audio yang diunggah online pada hari Kamis, ISIS membenarkan bahwa Baghdadi terbunuh dalam serangan Sabtu kemarin oleh pasukan khusus AS di Suriah barat laut. ISIS bersumpah membalas dendam terhadap Amerika Serikat.
Kompleks pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebelum serangan udara militer AS di wilayah Idlib Suriah, 26 Oktober 2019. Militer AS menerbitkan rekaman video pertama serangan terhadap sebuah kompleks tempat persembunyian pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. U.S. Department of Defense/Handout via REUTERS.
ISIS mengatakan seorang pengganti Baghdadi yang diidentifikasi sebagai Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraishi telah ditunjuk. Sebelumnya pada hari Jumat, Presiden Donald Trump berkicau di Twitter, "ISIS memiliki pemimpin baru. Kami tahu persis siapa dia!" kata Trump tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Sales mengatakan memerangi ISIS tetap menjadi prioritas keamanan nasional utama bagi Amerika Serikat, "Kami akan membongkar kelompok itu terlepas dari siapa kader kepemimpinannya."
Sementara para pemimpin dunia memuji kematian Baghdadi, analis keamanan memperingatkan ancaman ISIS dan ideologinya masih mengancam.
Sebuah laporan tahunan Departemen Luar Negeri AS yang dikeluarkan padaJumat menyimpulkan bahwa meskipun kehilangan hampir semua wilayahnya, kehadiran global ISIS terus berkembang pada tahun 2018, dengan afiliasi baru di Somalia dan Asia Timur dan melalui serangan yang ditanamkan di dalam negeri.