TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Suriah Bashar al Assad meragukan pernyataan Donald Trump bahwa pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi tewas dalam serbuan pasukan komando AS.
Serangan pasukan khusus AS yang dipublikasikan secara luas yang diduga membunuh Abu Bakr al Baghdadi, meninggalkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban dan tidak boleh diambil berdasarkan nilai nominalnya, kata Presiden Suriah selama wawancara panjang pada hari Kamis, seperti dikutip dari RT.com, 1 November 2019.
Suriah tidak berpartisipasi dalam penyerbuan dengan cara apa pun, kata Assad, menambahkan bahwa ia baru tahu tentang klaim itu melalui laporan media.
Assad menambahkan, menambah partisipasi operasi seharusnya memberikan kredibilitas, tambahnya, sementara negara-negara dalam daftar seperti itu kemungkinan akan tersanjung menjadi bagian dari operasi 'hebat'.
Kompleks pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebelum serangan udara militer AS di wilayah Idlib Suriah, 26 Oktober 2019. Militer AS menerbitkan rekaman video pertama serangan terhadap sebuah kompleks tempat persembunyian pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. U.S. Department of Defense/Handout via REUTERS.
Rekaman yang konon serangan udara ke kompleks al Baghdadi tidak meyakinkan Assad apakah itu benar-benar terjadi atau tidak. Selain itu, Assad curiga kematian al Baghdadi mirip dengan pembunuhan pemimpin Al Qaeda Osama Bin Laden pada 2011.
"Mengapa jasad Baghdadi tidak ditampilkan? Ini adalah skenario yang sama yang diikuti dengan Bin Laden. Jika mereka akan menggunakan dalih yang berbeda untuk tidak menunjukkan mayat, mari kita ingat bagaimana (mantan Irak) Presiden Saddam Hussein ditangkap dan bagaimana seluruh operasi ditunjukkan dari A ke Z; mereka menunjukkan gambar dan klip video setelah mereka menangkapnya," kata Assad.
Pembunuhan putra-putra Saddam juga didokumentasikan dengan baik dan dipublikasikan secara luas, lanjut Assad menambahkan, menunjukkan bahwa Amerika menyembunyikan segalanya tentang pembunuhan bin Laden dan pembunuhan al-Baghdadi karena suatu alasan.
Secara keseluruhan, tidak mungkin kematian pemimpin ISIS, jika dia benar-benar terbunuh, dan bahkan kehancuran utama kelompok teroris akan mengubah apa pun, kata Assad.
Menurut Assad, akar masalah ideologi Wahhabi yang berusia lebih dari dua abad tidak akan hilang sekaligus. Pemikiran Islam radikal dan al Baghdadi hanyalah alat AS selama ini, dan bahwa alat-alat itu dapat dengan mudah dirancang ulang di tempat lain, katanya.
"Saya percaya semua yang berhubungan dengan operasi ini adalah tipuan. Baghdadi akan diciptakan kembali dengan nama yang berbeda, individu yang berbeda, atau ISIS secara keseluruhan dapat direproduksi sesuai kebutuhan dengan nama yang berbeda tetapi dengan pemikiran dan tujuan yang sama. Direktur seluruh skenario itu sama, orang Amerika," kata Bashar al Assad.