TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah bank di Malaysia menutup puluhan rekening bank individu dan perusahaan dari Iran. Langkah itu imbas dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat terhadap Iran hingga berdampak pada warga negara Iran.
"Bank-bank sekarang lebih Katolik dibanding Paus," kata Behrang Samadi, dosen sebuah universitas yang juga warga negara Iran yang tinggal di Malaysia.
Dikutip dari aljazeera.com, Rabu, 30 Oktober 2019, diperkirakan ada 10 ribu warga negara Iran yang tinggal di Malaysia. Samadi mengaku wasawas bakal kehilangan rekeningnya yang sudah berusia 14 tahun di Bank CIMB.
"Disejumlah negara-negara barat, tidak ada masalah dengan pembukaan rekening bank. Mereka hanya sensitif dengan transfer uang, khususnya dalam jumlah besar," kata Samadi.
Demonstran membakar foto Presiden Donald Trump, saat melakukan aksi protes setelah AS menarik diri dari kesepakatan nuklir internasional di Tehran, Iran,9 Mei 2018. AP
Menurut Samadi, dia berencana segera menarik uangnya setelah bank memperingatkannya.
Kendati Washington pada tahun lalu sudah menjatuhkan sanksi terkait program nuklir Iran. Malaysia masih menjaga hubungan baik dengan Tehran. Pada akhir pekan lalu, pemimpin di kedua negara bahkan mendiskusikan bagaimana memperkuat hubungan ke depan.
Banyak warga negara Iran mengatakan mereka tahu puluhan rekan senegaranya telah menerima surat pemberitahuan pemutusan rekening dari Bank CIMB dan Bank RHB. Dalam pemberitahuannya, bank tidak menjelaskan alasan pemutusan rekening nasabahnya asal Iran itu, namun beberapa individu dan sumber di bank menyebut hal ini bagian dari upaya pengetatan pengawasan setelah sanksi-sanksi.