TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Jerman pada Sabtu, 13 Oktober 2019, menuntut agar sebuah labolatorium Pharmacology dan Toxicology di kota Hamburg, Jerman, ditutup. Tuntutan itu dilontarkan setelah tersebar rekaman video yang memperlihatkan sejumlah monyet menjerit kesakitan di sana.
Masyarakat yang marah berkumpul di depan labolatorium tersebut sambil meneriakkan tuntutan agar fasilitas itu ditutup. Rekaman video yang viral itu memperlihatkan beberapa ekor hewan yang sekarat dan ceceran darah. Menteri Pertanian Jerman Barbara Otte-Kinast dihimbau agar segera menutup labolatorium tersebut.
"Jika tuduhan itu benar adanya, maka mereka yang terlibat harus dihukum dan konsekuensi harus diterapkan. Izin ujicoba hewan di labolatorium sedang dicek oleh otoritas," kata Otte-Kinast, seperti dikutip dari mirror.co.uk, Kamis, 17 Oktober 2019.
labolatorium Pharmacology dan Toxicology di kota Hamburg, Jerman, diprotes karena diduga telah menyiksa hewan. Sumber: Cruelty Free International/mirror.co.uk
Rekaman video yang kini tersebar itu diambil secara diam-diam oleh pekerja dari sejumlah organisasi hak-hak hewan Soko Tierschutz dan Cruelty Free International (CFI).
Terdapat sebuah rekaman video berdurasi delapan menit memperlihatkan sejumlah monyet yang menjerit saat digantung disebuah besi, sebelum dikembalikan ke sebuah kandang yang sempit. Terlihat pula ada sejumlah uji toxicology para kucing, anjing dan kelinci yang membuat hewan-hewan itu stres.
"Bagaimana ini bisa terjadi pada tahun 2019? Saya sangat sedih dengan apa yang saya lihat hari ini. Saya tak bisa membayangkan bagaimana mahluk malang ini harus bertahan atas nama kemajuan dan teknologi," tulis komentar yang masuk atas viralnya video tersebut.
Sebuah otoritas menjelaskan, labolatorium itu melakukan serangkaian tes atau uji coba, termasuk racun hewan, untuk melihat sejauh mana sebuah obat atau zat kimia itu bisa menimbulkan cidera serius. Uji coba ini dilakukan untuk mengukur dosis yang aman jika diterapkan pada manusia.
Hewan - hewan itu disuntik atau diminta makan atau disuruh menghirup sejumlah zat untuk mengukur dampak racun. Sayangnya hewan-hewan yang diujicobakan itu diduga tidak diberi obat pengurang sakit atau anaesthetics.