TEMPO.CO, Jakarta - Kanada, Australia dan Inggris pada Jumat, 27 September 2019, bergabung dengan Amerika Serikat dengan memperingatkan warga negaranya atas kemungkinan terjadinya sejumlah serangan di Myanmar.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di kota Yangon, Myanmar, menerbitkan peringatan pada seluruh warga negaranya pada Rabu, 25 September 2019. Peringatan itu berbunyi kalau aparat keamanan Myanmar sedang menginvestigasi sejumlah laporan terkait potensi serangan di ibu kota Naypyitaw, Myanmar. Ada kemungkinan serangan dalam beberapa bulan ke depan di tiga kota besar di Myanmar yakni Naypyitaw, Yangon dan Mandalay.
Akan tetapi, belum ada penjelasan mengapa ada kemungkinan serangan seperti itu. Serangan diperkirakan bakal terjadi pada September dan Oktober. Namun hingga Kamis, 26 September 2019, tidak ada serangan yang terjadi.
Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi (tengah) tiba di bandara Sittwe untuk kunjungan mendadak ke Rakhine, Myanmar, 2 November 2017. Suu Kyi tiba pada kunjungan pertamanya tanpa pemberitahuan. AFP
Dikutip dari rt.com, Minggu, 29 September 2019, Kanada dan Inggris dalam peringatannya menyebut potensi serangan kemungkinan pengeboman.
"Pemerintah Myanmar belum menguatkan informasi ini. Belum ada langkah-langkah khusus yang direkomendasikan saat ini," tulis Kementerian Luar Negeri Inggris.
Beberapa kelompok bersenjata di Myanmar memerangi pemerintah negara itu menuntut otonomi yang lebih besar. Akan tetapi, pertempuran biasanya terjadi di wilayah kelompok itu berkuasa di sekitar area perbatasan.