Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Teknologi Militer Cina Diduga Bisa Bikin Amerika Terseok-seok

image-gnews
Seorang pilot Korps Marinir mempersiapkan untuk pendaratan vertikal pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B di atas kapal induk serbu amfibi USS selama operasi mereka di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. Pesawat jet F-35B merupakan pesawat tempur buatan Lockheed Martin, perusahaan pesawat asal Amerika Serikat. REUTERS/Issei Kato
Seorang pilot Korps Marinir mempersiapkan untuk pendaratan vertikal pesawat tempur siluman Lockheed Martin F-35B di atas kapal induk serbu amfibi USS selama operasi mereka di perairan pulau paling selatan Jepang Okinawa 23 Maret 2018. Pesawat jet F-35B merupakan pesawat tempur buatan Lockheed Martin, perusahaan pesawat asal Amerika Serikat. REUTERS/Issei Kato
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan ilmiah Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney, Australia mengungkapkan jika pecah perang Cina - Amerika Serikat, maka teknologi canggih militer Cina bisa membuat Amerika Serikat terseok-seok mempertahankan sekutu-sekutunya.

Laporan itu dipublikasi pada Senin, 19 Agustus 2019, juga menyebut militer Amerika Serikat adalah sebuah kekuatan yang tidak berkembang yang saat ini dalam bahaya karena terlalu dieksploitasi dan kurang persiapan dalam menghadapi sebuah konfrontasi dengan Cina.

Jika laporan ilmiah ini benar adanya, maka penilaian ini memiliki implikasi yang luas bagi sekutu-sekutu Amerika Serikat seperti Australia, Taiwan dan Jepang yang bergantung pada jaminan keamanan Amerika Serikat. 

Dikutip dari channelnewsasia.com, Selasa, 20 Agustus 2019, pemerintahan Presiden Donald Trump memiliki sejumlah kekhawatiran kalau Washington tidak akan bisa mempertahankan sekutu-sekutunya dalam menghadapi agresi Cina. Laporan ilmiah Universitas Sydney ini juga mengindikasikan kalau Amerika Serikat kemungkinan bakal terseok-seok, bahkan akan meminta bantuan jika memang diperlukan.

"Cina tumbuh dan semakin mampu menantang tatanan regional dengan kekuatan sebagai hasil dari investasi skala besar dalam sistem militer yang maju," tulis laporan ilmiah Pusat Studi Amerika Serikat di Universitas Sydney.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bawah kepemimpinan Presiden Cina, Xi Jinping, anggaran bidang pertahanan Cina dinaikkan sekitar 75 persen menjadi US$ 178 miliar atau sekitar Rp 2.500 triliun, kendati kuat dugaan jumlah uang yang digelontorkan lebih banyak dari angka tersebut.

Beijing telah menginvestasikan dana pada pengembangan sistem rudal balistik presisi dan sistem penangkal intervensi yang bisa mempersulit militer Amerika Serikat menjangkau area-area yang diperebutkan dengan cepat.

Laporan ilmiah Universitas Sydney itu juga menyebut hampir sebagian besar masyarakat Amerika Serikat, sekutu dan mitra-mitranya tempat pangkalan militernya di wilayah barat Pasifik kekurangan infrastruktur dan berada dalam sebuah ancaman besar. Kondisi ini bisa digunakan Beijing untuk menguasai teritorial Taiwan, kepulauan di Jepang atau Laut Cina Selatan sebelum pasukan militer Amerika Serikat tiba di sana.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suplai Senjata ke Taiwan, Cina Jatuhkan Sanksi ke Lockheed Martin

1 hari lalu

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning. ANTARA
Suplai Senjata ke Taiwan, Cina Jatuhkan Sanksi ke Lockheed Martin

Beijing menjatuhkan sanksi kepada perusahaan keamanan dan kedirgantaraan asal Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin karena suplai senjata ke Taiwan


Indonesia Masuk 5 Besar Negara yang Catat Penurunan Emisi Energi 2023

2 hari lalu

Ilustrasi PLTU. Antaranews.com
Indonesia Masuk 5 Besar Negara yang Catat Penurunan Emisi Energi 2023

Indonesia bersama Amerika Serikat, Jerman, Jepang, dan Korea Selatan mencatat penurunan emisi energi pada tahun 2023.


TNI Tegaskan Tukang Ojek yang Ditembak TPNPB OPM Bukan Mata-mata Militer

2 hari lalu

Kapuspen TNI Mayjend Nugraha Gumilar (kedua dari kiri), Panglima Daerah Militer XVII/Cenderawasih Mayjend Izak Pangemanan (ketiga dari kiri), Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi (paling kanan) dalam konferensi pers video viral penganiayaan warga Papua oleh anggota TNI di Subden Mabes TNI, Jakarta Pusat, pada Senin, 25 Maret 2024. Tempo/Yohanes Maharso
TNI Tegaskan Tukang Ojek yang Ditembak TPNPB OPM Bukan Mata-mata Militer

Kapuspen TNI membantah tudingan soal mata-mata TNI yang ditembak TPNPB-OPM.


Top 3 Dunia: Cina Ogah Campuri Hubungan Rusia-Korut hingga Makan Gratis Jepang

3 hari lalu

Seorang siswa menyantap makan siang gratis mereka di SMP Senju Aoba di Tokyo, Jepang 29 Juni 2022. REUTERS/Issei Kato
Top 3 Dunia: Cina Ogah Campuri Hubungan Rusia-Korut hingga Makan Gratis Jepang

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 22 Juni 2024 diawali Cina yang menolak mengomentari kesepakatan Rusia-Korea Utara


Jerman Tangkap Warga Rusia, Ukraina dan Armenia atas Tuduhan Mata-mata

3 hari lalu

Petugas polisi Jerman bekerja selama penggerebekan. (File photo: Reuters)
Jerman Tangkap Warga Rusia, Ukraina dan Armenia atas Tuduhan Mata-mata

Jerman menangkap tiga pria - seorang Rusia, seorang Ukraina dan seorang Armenia - karena dicurigai menjadi mata-mata untuk badan intelijen asing.


Taiwan Deteksi 41 Pesawat Militer Cina di Sekitar Pulau

3 hari lalu

Pesawat Angkatan Udara ikut serta dalam latihan militer oleh Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) di sekitar Taiwan, dalam tangkapan layar dari video selebaran yang dirilis pada 19 Agustus 2023. (Foto file: Reuters)
Taiwan Deteksi 41 Pesawat Militer Cina di Sekitar Pulau

Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi 41 pesawat militer Cina di sekitar pulau itu dalam waktu 24 jam.


Kementerian Luar Negeri Cina Tak Mau Ikut Campur Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif Rusia-Korut

4 hari lalu

Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un bersulang saat menghadiri resepsi kenegaraan di Pyongyang, Korea Utara 19 Juni 2024. Sputnik/Vladimir Smirnov/Pool via REUTERS
Kementerian Luar Negeri Cina Tak Mau Ikut Campur Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif Rusia-Korut

Kementerian Luar Negeri Cina tak mau komentari Perjanjian Kemitraan Strategis Komprehensif antara Rusia dan Korea Utara


Australia dan BRIN Luncurkan Bantuan Pendanaan Baru untuk Penelitian Bidang Bioekonomi

4 hari lalu

Australia dan Indonesia pada 21 Juni 2024, meluncurkan bantuan pendanaan penelitian baru. sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Australia dan BRIN Luncurkan Bantuan Pendanaan Baru untuk Penelitian Bidang Bioekonomi

Australia dan BRIN meluncurkan bantuan pendanaan baru untuk penelitian. Pendaftaran terbuka untuk universitas, organisasi penelitian dan NGO.


10 Negara dengan Eksekusi Hukuman Mati Terbanyak, Cina Nomor Satu

5 hari lalu

negara dengan eksekusi hukuman mati terbanyak. Foto: Canva
10 Negara dengan Eksekusi Hukuman Mati Terbanyak, Cina Nomor Satu

Deretan negara dengan jumlah eksekusi hukuman mati terbanyak pada 2023, didominasi oleh negara-negara di Benua Asia. Cina paling tinggi.


Pertama dalam 5 Tahun, AS-Cina Gelar Perundingan Nuklir Informal

5 hari lalu

Ilustrasi peluncuran Trident II dari kapal selam. Rudal balistik Trident II 5D memiliki kecepatan 24 mach atau 29.020 km/jam dan mampu menjangkau sasaran sejauh 12.000 km. Trident II 5D menjadi senjata andalan kapal selam Amerika Serikat, kelas Ohio. Kelas Ohio membawa 24 rudal nuklir balistik Trident I C4 atau Trident II D5. deagel.com
Pertama dalam 5 Tahun, AS-Cina Gelar Perundingan Nuklir Informal

Amerika Serikat dan Cina melanjutkan perundingan senjata nuklir semi-resmi pada Maret untuk pertama kalinya dalam lima tahun.