TEMPO.CO, Jenewa - Laporan panel ahli Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB melansir ada 15 perusahaan pembuat senjata dari 7 negara melakukan transaksi dengan perusahaan terkait militer Myanmar.
Perusahaan-perusahaan ini diketahui menjual senjata dan piranti keras atau hardware lainnya kepada militer Myanmar sejak 2016. Tatmadaw juga diketahui memiliki jaringan perusahaan atau konglomerasi yang dikelola sipil sebagai sumber pendapatan.
Saat itu, militer Myanmar mulai menyerang secara brutal etnis minoritas Muslim Rohingya, yang kemudian melarikan diri ke Bangladesh. Sekitar 730 ribu orang mengungsi setelah rumah dan desanya dibakar militer Myanmar atau disebut Tatmadaw dan milisi binaannya.
“Pendapatan yang diperoleh bisnis militer ini memperkuat otonomi Tatmadaw dari pengawasan pejabat sipil terpilih dan menyediakan dukungan finansial bagi operasi Tatmadaw dengan melakukan pelanggaran hukum HAM internasional,” kata Marzuki Darusman, salah satu anggota panel ahli PBB, yang juga pengacara HAM asal Indonesia, seperti dilansir Times of Israel pada Senin, 5 Agustus 2019.
Ada tujuh negara yang menjadi asal perusahaan yang berbisnis dengan Tatmadaw yaitu Rusia, Cina, Korea Utara, Filipina, Ukraina, Singapura dan Israel:
Berikut ini 4 negara yang menjalin hubungan dengan Myanmar:
- Israel
Perusahaan pelat merah Israel Aerospace Industries setuju menjual empat kapal patroli Super-Dvora Mk III ke angkatan laut Myanmar. Dua kapal dikirim pada April 2017.
Sebuah perusahaan swasta Israel yaitu TAR Ideal Concepts juga ikut menjual senjata. Perusahaan ini ikut melatih pasukan khusus Tatmadaw.
Perusahaan asal Israel berhenti menjual senjata ke Tatmadaw setelah keluarnya putusan Pengadilan Tinggi yang melarang pada awal 2017.
- Cina
Beijing dikenal sebagai pendukung rezim Myanmar baik secara politik hingga militer. Menurut taksiran dari Stockholm International Peace Research Institute atau SIPRI, Myanmar mengimpor 68 persen senjata dari Cina pada periode 2013 – 17.
Senjata ini berupa kendaraan lapis baja, rudal darat ke udara canggih, radar, dan drone militer canggih.
Myanmar juga memesan jet tempur Jf-17, yang menjadi kolaborasi Cina – Pakistan. Jet tempur ini pernah terbang pada pameran Angkatan Udara Myanmar pada 2018.
- Rusia
Moskow juga mendukung Myanmar di pentas internasional. Jenderal Min Aung Hlaing pernah datang mengunjungi pabrik helikopter di Rusia dan terbang menggunakan helikopter Mi 171 di atas Kota Ulan Ude di Siberia. Min juga diajak melihat Danau Baikal. Myanmar juga membeli enam jet tempur Su-30 dari Rusia.
- India
Mencoba mengimbangi pengaruh Cina, India meningkatkan hubungan dengan Myanmar dan tidak mengritik pelanggaran HAM Tatmadaw terhadap etnis minoritas Rohingya. India menyasar angkatan laut Myanmar dengan menawarkan peralatan dan latihan bersama.