TEMPO.CO, Hong Kong – Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengatakan dia tidak akan mengundurkan diri di tengah tekanan publik yang terus menerus menggelar aksi unjuk rasa sejak Juni 2019.
“Unjuk rasa dan parade telah meningkat akhir-akhir ini dan tindakan mengkhawatirkan ini telah melampaui protes soal legislasi ekstradisi,” kata Lam seperti dilansir Channel News Asia pada Senin, 5 Agustus 2019.
Lam mengatakan situasi ini telah mendorong Hong Kong, yang merupakan salah satu pusat keuangan dunia, ke tepi situasi yang sangat berbahaya.
“Tindakan kekerasan yang meluas atas nama tuntutan tertentu, atau gerakan yang tidak kooperatif telah melemahkan penegakan hukum Hong Kong dan ketertiban umum dan membuat kota kita, yang kita cintai ini dan telah bangun bersama, ke tepi situasi yang sangat berbahaya,” kata dia.
Lam mengatakan banyak warga Hong Kong merasa khawatir saat melakukan kegiatannay sehari-hari. Sebagian merasa tidak tahu apakah bisa menggunakan sarana transportasi publik. “Sebagian lain terblokir di jalan raya saat hendak menuju kantor,” kata dia.
Lam melanjutkan,”Pemerintah telah mengumumkan legislasi ekstradisi ini telah mati tapi aksi protes masih terus berlanjut diikuti pemogokan umum.”
Menurut dia, pemerintah akan bersikap teguh dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Hong kong dan dalam mengembalikan kepercayaan publik. “Ini saat bagi kita untuk mengesampingkan perbedaan dan mengembalikan ketertiban serta menolak kekacauan,” kata dia.
Unjuk rasa di Hong Kong semakin meluas untuk menolak legislasi ekstradisi, meminta Carrie Lam mundur, serta menolak intervensi Cina di sana.
Reuters melansir sekelompok pria berpenutup wajah menyerang warga dan pengunjuk rasa di stasiun kereta api Yuen Loong, yang mengakibatkan 45 orang terluka.
Para pelaku penyerangan meninggalkan lokasi di Hong Kong dengan menaiki mobil berpelat nomor polisi dari Cina daratan. Mereka diduga anggota preman triad, yang digunakan untuk menyerang warga dan pengunjuk rasa seusai unjuk rasa yang mengepung kantor perwakilan pemerintah Cina di Hong Kong.