TEMPO.CO, Jakarta - Tim investigasi dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia atau OPCW akan menginvestigasi sembilan serangan dalam perang sipil Suriah yang diduga menggunakan senjata kimia berbahaya. Diantara serangan senjata kimia yang akan diselidiki adalah serangan di kota Douma, Suriah pada April 2018.
Dikutip dari reuters.com, Kamis, 11 Juli 2019, sebuah dokumen yang tersebar diantara anggota negara OPCW menyebut tim investigasi itu telah mengidentifikasi sejumlah insiden dan bermaksud fokus menyelidiki hal tersebut yang terjadi pada 2014 dan 2018. Penyusunan dokumen yang tersebar itu, dipimpin oleh Inggris dan didukung oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, namun ditentang oleh Rusia, Iran dan Suriah serta sekutu-sekutu negara itu.
Baca juga: Amerika Serikat Menduga Suriah Pakai Lagi Senjata Kimia
Petugas medis Suriah melakukan latihan bagaimana memberikan pertolongan pada korban serangan kimia di Gaziantep, Turki, 20 Juli 2017. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dimaksudkan untuk mempersiapkan tenaga medis Suriah menghadapi serangan senjata kimia. REUTERS/Murad Sezer
Atas penolakan itu, Kepala OPCW Fernando Arias mengatakan Suriah tidak mau menerbitkan sejumlah visa untuk anggota tim investigasi yang akan berangkat ke Suriah melakukan penyelidikan atau bekerja sama memberikan dokumen yang diperlukan. Sebelumnya muncul pula sejumlah laporan dampak fatal akibat serangan senjata kimia oleh kelompok pemberontak di kota Douma pada 7 April 2018, yang terkepung oleh pasukan bersenjata pro-pemerintah Suriah.
Baca juga: OPCW Pastikan Senjata Kimia Digunakan di Suriah
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding dalang serangan pada 7 April itu adalah pasukan militer Suriah. Walhasil, pihaknya pun melancarkan serangan udara sepekan kemudian untuk menghacurkan fasilitas milik pemerintah Suriah. Serangan Amerika Serikat itu didukung oleh Prancis dan Inggris.
Presiden Suriah Bashar al-Assad yang didukung oleh Rusia, menyangkal tuduhan Amerika Serikat tersebut. Sebaliknya, Damaskus menuding kelompok pemberontak sebagai pihak yang patut disalahkan dalam serangan senjata kimia itu yang menyasar pasukan militer Suriah.