Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Utara Menduga Mahasiswa Australia Alek Sigley Mata-mata

image-gnews
Alek Sigley, 29 tahun, warga negara Australia yang dibebaskan Korea Utara atas tuduhan mata-mata. Sumber: reuters.
Alek Sigley, 29 tahun, warga negara Australia yang dibebaskan Korea Utara atas tuduhan mata-mata. Sumber: reuters.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Alek Sigley, 29 tahun, mahasiswa sastra Korea asal Australia, ditahan oleh Korea Utara selama 10 hari setelah diduga melakukan tindakan mata-mata. Dugaan itu muncul karena Sigley bekerja dengan media asing.

Kantor berita Korea Utara KCNA pada Sabtu, 6 Juli 2019 mewartakan Sigley ditahan di sebuah penjara di Korea Utara sejak 25 Juni 2019. Selain aktif di sosial media, Sigley juga adalah seorang kontributor bagi sejumlah media internasional, diantarnya NK News.

"Hasil investigasi mengungkap, dia (Sigley) telah menyerahkan data dan foto kepada NK News dan media lain anti-Korea Utara selama beberapa kali. Dia mengumpulkan data dan menganalisanya sambil menyisiri Pyongang dengan menggunakan identitas mahasiswa asing," demikian diwartakan KCNA.

Baca juga:Diduga di Penjara Korea Utara, Mahasiswa Australia Selamat

Alek Sigley, 29 tahun, mahasiswa asal Australia yang diduga hilang di Korea Utara, ternyata masih hidup. Sumber: mirror.co.uk

Baca juga:Perwakilan Korea Utara di PBB Protes Amerika, Soal Apa?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari reuters.com, Minggu, 7 Juli 2019, Sigley terakhir kali mengunggah status pada 30 April 2019 yang menjelaskan dia sedang makan malam di ibu kota Pyongyang. Sigley adalah mahasiswa S2 sastra Korea di Universitas Kim Il Sung di ibu kota Pyongyang, Korea Utara.

"Enam artikel yang dipublikasi menjelaskan pekerjaan Sigley dengan kami dan gagasannya untuk menjadi penulis kolom. Dia mempublikasikan artikelnya secara transparan dengan menggunakan namanya pada rentang waktu Januari dan April 2019," kata Chad O’Carroll, CEO NK News anak kelompok usaha Korea Risk Group.

Menurut O'Carroll, Sigley menulis kolom dan tulisannya menyajikan pandangan apolitis dan wawasan tentang kehidupan di Pyongyang dalam upaya menunjukkan sketsa kehidupan sehari-hari masyarakat di sebuah ibu kota. Namun KCNA dalam pemberitaannya menyebut Sigley mengakui tindakan mata-mata yang dilakukannya dan meminta sebuah pengampunan. Dia lalu diusir dari Korea Utara pada Kamis, 4 Juli 2019.

Pada Jumat, 5 Juli 2019, dia mendarat dengan selamat di ibu kota Tokyo, Jepang. Dia saat berkomitmen ingin menjalani kehidupan normal. Dia bungkam soal alasan penahanannya atau apa yang terjadi padanya selama di Korea Utara

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

32 menit lalu

Kampus ITB Jatinangor. Dokumentasi: ITB.
USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

16 jam lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?


Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

19 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina


Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

1 hari lalu

Ilustrasi Universitas Tanjungpura. Sumber: Untan.ac.id
Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.


Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

1 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa. Freepik.com
Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.


Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

2 hari lalu

Indonesia dan Australia Memperluas Kemitraan di Bidang Pajak pada Senin, 22 April 2024. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia di Jakarta
Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.


Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

2 hari lalu

Pemerintah Australia pada 23 April 2024, meresmikan fase baru Program Investing in Women. Sumber: dokumen Kedutaan Besar Australia
Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia


KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

3 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asyari (tengah) didampingi anggota KPU (kiri ke kanan) Mochammad Afifuddin, Parsadaan Harahap, Betty Epsilon Idroos dan August Mellaz memimpin rapat pleno rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tingkat nasional Pemilu 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Sabtu 16 Maret 2024. Pada hari ke-18 rapat pleno rekapitulasi tingkat nasional Pemilu 2024, KPU telah mengesahkan perolehan suara nasional pada 32 provinsi. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.


Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

3 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.


PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

3 hari lalu

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.