TEMPO.CO, Jakarta - Situs porno Hong Kong termasuk di antara perusahaan yang bergabung mendukung demonstran menentang RUU Ekstradisi.
Dua situs porno, ThisAV dan AV01, meninggalkan pesan di halaman beranda masing-masing untuk mendukung protes terhadap RUU yang akan memungkinkan ekstradisi ke Cina Daratan, Quartz melaporkan dikutip dari The Star, 21 Juni 2019.
Pada 9 Juni, jurnalis Yuen Chan mencatat di Twitter bahwa ThisAV menyerukan pengunjung situsnya agar bergabung dalam aksi "hidup atau mati" daripada "j***king off in home" atau "masturbasi di rumah".
Baca juga: Viral Pendemo Hong Kong Bersihkan Sampah Sampai Jam 2 Pagi
Namun situs porno itu juga mengingatkan pengunjung bahwa konten dewasa tetap dapat diakses di situs selulernya.
Sementara situs porno AV01 ditutup sementara pada 11 Juni, dan menulis pesan di beranda situs: "Apakah Anda ingin menjalani sisa hidup Anda dengan melihat-lihat dari belakang? Tidak akan ada lagi tempat atau keamanan yang aman. Pemerintah telah mengecewakan Anda, sistem telah mengecewakan Anda, masyarakat telah mengecewakan Anda, apakah Anda ingin gagal sendiri?"
Para pengunjuk rasa menghadiri demonstrasi yang menuntut para pemimpin Hong Kong untuk mundur dan mencabut RUU ekstradisi, di Hong Kong, Cina, 16 Juni 2019. REUTERS/Tyrone Siu
Protes massa pada hari-hari berikutnya memaksa kepala eksekutif Hong Kong Carrie Lam untuk menunda RUU Ekstradisi pada hari Jumat, 15 Juni kemarin.
RUU Ekstradisi memicu protes besar-besaran pada hari Sabtu, yang diklaim diikuti sekitar 2 juta orang.
Baca juga: Konglomerat Hong Kong Pindahkan Uang karena RUU Ekstradisi?
Sementara itu, demonstran kembali turun ke jalan pada Jumat pagi, menurut laporan CNN. Ini adalah aksi ketiga sejak pembahasan RUU Ekstradisi di parlemen, meski Kepala Ekskutif Carrie Lam telah menunda RUU Ekstradisi.
Ratusan orang yang mayoritas pemuda-pemudi mengepung markas polisi di distrik kota Wan Chai pada hari Jumat, setelah memblokir beberapa jalan di daerah tersebut dan di dekat kantor pemerintah di Admiralty, di mana mereka telah melakukan aksi duduk menuntut Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, mengundurkan diri dan secara resmi menarik RUU Ekstradisi.