TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan demonstran anti-pemerintah pada Kamis, 30 Mei 2019, memenuhi jalan-jalan utama ibu kota Ulaanbaatar, Mongolia. Para demonstran itu menuntut agar pemerintah Mongolia saat ini mundur.
Pemerintahan Mongolia saat ini dikuasai oleh Partai Rakyat Mongolia, namun kursi kepresidenan diduduki oleh Battulga Khaltmaa yang merupakan anggota Partai Demokratik, sebuah partai oposisi.
Dalam unjuk rasa Kamis, 30 Mei 2019, masyarakat menuntut pemerintah berkuasa mundur menyusul adanya sejumlah dugaan korupsi dan kegagalan pemerintah menghidupkan perekonomian negara itu yang saat ini masih tertatih.
Mongolia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam yang pernah mengalami pertumbuhan ekonomi dengan pesat menyusul masuknya miliaran dolar dana investasi. Akan tetapi, sengketa dengan investor asing yang muncul seperti Rio Tinto, anggaran pengeluaran pemerintah dan turunnya harga komoditas telah membuat ekonomi Mongolia pada 2016 terpuruk dalam krisis dan sekarang ini belum sepenuhnya pulih.
"Mundur, mundur, mundur!," diteriakkan oleh para demonstran.
Baca juga: Ada Mongolian Culture Center di Tanjung Lesung
Beberapa demonstran turun ke jalan sambil membawa spanduk bertuliskan kegagalan pemerintah dalam mengatasi korupsi, polusi, ekonomi yang mandek dan krisis kesehatan publik. Sumber: reuters
Baca juga: Perdagangkan Wanita Mongolia, Pria AS Ditahan
Beberapa demonstran turun ke jalan sambil membawa spanduk bertuliskan kegagalan pemerintah dalam mengatasi korupsi, polusi, ekonomi yang mandek dan krisis kesehatan publik.
"Mereka tidak memenuhi janji yang sudah diucapkan. Anggota parlemen tidak mampu membuat pemerintahan bekerja dan bertanggung jawab. Maka, hari ini kami menuntut mereka agar bertanggung jawab," kata Tsevegdorj Tuvaan, Sekjen Partai Demokrat yang ikut berdemonstrasi, seperti dikutip dari reuters.com, Kamis, 30 Mei 2019.
Pemerintah Mongolia sebelumnya telah berjanji akan menggelontorkan anggaran infrastruktur besar-besaran, bantuan sosial dan membangun perumahan rakyat yang didanai dari miliaran dollar investasi asing. Namun janji manis itu belum terwujud.
Beberapa demonstran membawa karikatur raksasa sejumlah politisi terkenal di Mongolia dan karikatur perdana menteri mengenakkan pakaian bajak laut. Menjawab tuntutan ini, pemerintah Mongolia sedang mengupayakan agar diselenggarakan pemilu pada 2020.