TEMPO.CO, Jakarta - Tank pasukan presiden Bashir al-Assad menembak jurnalis Sky News, Alex Crawford dan warga sipil di provinsi Idlib, Suriah.
Mereka berlima termasuk dua aktivis politik sipil menjadi target serangan milliter oleh rezim Assad, yang dibantu dengan serangan udara Rusia.
Baca juga: Suriah dan Rusia Bombardir Idlib, Perang Berakhir?
"Kami terlihat oleh sebuah drone militer dan kemudian berulang kali menembak dengan apa yang kami yakini adalah peluru 125 milimeter yang kemungkinan ditembakkan dari tank tempur Rusia T-72," kata sang reporter, Alex Crawford dalam laporannya untuk Sky News.
Produser Sky News Martin Vowles berteriak ke kru: 'pergi, pergi, pergi' saat penembakan dimulai.[Sky News]
Crawford mengungkapkan serangan terus berlanjut dan menargetkan mereka, ketika mereka sudah mundur ke kota terdekat Khan Shaykhun sekitar 10 km jauhnya.
"Mereka semua jelas melanggar standar operasi normal di zona pertempuran," ujar Crawford.
Dikutip dari Sky News, 24 Mei 2019, media tersebut mendapatkan akses eksklusif untuk melihat langsung serangan terhadap warga sipil.
Baca juga: Perang Suriah, 6 Faksi Militer Kuasai Suriah
Para pejabat di Idlib mengatakan sekitar 700 ribu orang terpaksa meninggalkan rumah mereka selama beberapa minggu terakhir.
Drone militer melayang di atas mereka dan hanya terdengar suara pesawat yang terbang menembak.
"Kami yang berjumlah lima orang termasuk dua aktivis politik sipil, menjadi sasaran, dan ditembaki oleh pasukan rezim Assad yang dibantu oleh angkatan udara Rusia ketika mereka membombardir kota Al Habit di pedesaan Idlib," kata Crawford dalam laporannya.
Sky News sedang merekam kendaraan yang terbakar ketika penembakan dimulai.[Sky News]
Al Habit adalah desa yang dimaksudkan sebagai area bebas pertempuran tetapi digempur dengan alusista yang menghancurkan daerah tersebut.
Menteri pertahanan Turki menuduh rezim Suriah melanggar gencatan senjata.
Pasukan rezim Assad tampaknya secara khusus menargetkan layanan dan outlet sipil seperti rumah sakit, sekolah dan pasar.
Salah satu aktivis yang berasal dari New York , Bilal Abdul Kareem, terluka oleh pecahan peluru saat serangan itu, dan pada foto terlihat darah dari luka yang membasahi kaus putihnya.
Crawford menjelaskan, bahwa penyerangan yang dilakukan secara sengaja diarahkan kepada warga sipil dan jurnalis adalah kejahatan perang internasional.
Dia juga melaporkan bahwa tempat yang ditinggalinya sudah sepi dan tidak ada warga sipil sama sekali, karena semuanya melarikan diri.
"Hanya 15 menit setelah kami pergi, satu lagi peluru menghantam kota Khan Shaykhun," ungkap Crawford.
Baca juga: 8 Tahun Perang Sipil, Begini Ekonomi Suriah
Jurnalis Sky News itu merasa beruntung karena berhasil melarikan diri dari Suriah.
Menurut reportase Sky News di Suriah, ini adalah peristiwa sehari-hari dialami warga sipil, di mana ada lebih dari tiga juta warga sipil di dalam Idlib saat ini yang tidak bisa melarikan diri.
SKY NEWS | EKO WAHYUDI