TEMPO.CO, Jakarta - Hampir satu juta sepatu dan 370.000 lebih sikat gigi bekas, termasuk di antara 414 juta keping sampah plastik yang ditemukan terdampar di daratan Kepulauan Cocos (Keeling), di Samudra Hindia, Australia.
Temuan tersebut berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports pada Kamis, yang menemukan bahwa wilayah Australia itu dipenuhi 238 ton plastik, padahal pulau itu hanya dipenuhi sekitar 500 orang, menurut laporan CNN, 18 Mei 2019.
Kepulauan yang terdiri atas 27 pulau yang sebagian besar tidak berpenghuni, yang berjarak 2.750 km dari Perth, dipromosikan kepada para wisatawan sebagai "surga murni terakhir Australia."
Baca juga: Penjelajah Temukan Sampah di Dasar Laut Paling Dalam
Sebagian besar sampah adalah barang konsumsi sekali pakai seperti tutup botol, sedotan, sepatu dan sandal, menurut ahli ekologi toksik kelautan University of Tasmania Jennifer Lavers, yang memimpin penelitian ini.
"Polusi plastik sekarang ada di mana-mana di lautan kita, dan pulau-pulau terpencil adalah tempat yang ideal untuk mendapatkan pandangan obyektif tentang volume puing-puing plastik yang sekarang mengelilingi dunia," kata Lavers.
"Pulau-pulau seperti ini seperti burung kenari di tambang batu bara dan semakin mendesak agar kita menindaklanjuti peringatan yang mereka berikan kepada kita."
Sampah plastik dan karet yang ditemukan di dalam perut paus yang terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, Senin, 19 November 2018. Bangkai paus ini memiliki panjang 9,5 meter dan lebar 4,37 meter. REUTERS/KARTIKA SUMOLANG
Lavers mengatakan bahwa perkiraan 414 juta keping sampah plastik itu adalah kalkulasi konservatif (yang berarti bisa lebih banyak), karena mereka hanya mengambil sampel hingga kedalaman 10 sentimeter, dan tidak dapat mengakses beberapa pantai yang dikenal sebagai "titik utama" puing.
Pada 2017, Lavers mengungkapkan penelitian yang menunjukkan Pulau Henderson yang terpencil di Samudra Pasifik Selatan memiliki kerapatan puing plastik tertinggi yang dilaporkan di mana pun di dunia.
Baca juga: Ikan Paus di Italia Tewas dengan 22 Kilo Sampah Plastik Diperut
Kepulauan Cocos (Keeling) memiliki kepadatan plastik yang lebih rendah daripada Pulau Henderson, tetapi total volume lebih tinggi dari 38 juta keping di Pulau Henderson yang beratnya 17 ton.
Rekan penulis Lavers, Annett Finger dari Victoria University, mengatakan sekitar 12,7 juta ton plastik memasuki lautan dunia hanya pada 2010. Diperkirakan ada 5,25 triliun keping puing plastik laut, katanya.
Baca juga: 40 Kilo Sampah Plastik Ditemukan di Perut Ikan Paus yang Tewas
"Polusi plastik adalah ancaman yang terdokumentasi dengan baik terhadap satwa liar dan dampak potensial terhadap manusia adalah area penelitian medis yang berkembang," kata Finger.
"Satu-satunya solusi yang layak adalah mengurangi produksi dan konsumsi plastik sembari meningkatkan pengelolaan limbah untuk menghentikan bahan ini memasuki lautan kita sejak awal," lanjutnya.