TEMPO.CO, Jakarta - Pembunuhan terhadap Mina Mangal, mantan wartawan perempuan televisi Afganistan, Sabtu, 11 Mei 2019 di kota Kabul munuai kecaman. Pembunuhan itu bukan hanya memperlihatkan buruknya perlindungan pada perempuan, tetapi juga mengingatkan pada tindak kekerasan yang pernah dialami sejumlah wartawan Afganistan.
Afganistan disebut telah menjadi salah satu negara berbahaya bagi wartawan. Berikut 2 insiden mematikan yang menewaskan wartawan di Afganistan:
Baca: Wartawan Perang Tempo Berbagi Kisah, dari Afganistan sampai ISIS
1. September 2018
Serangan kelompok garis keras Taliban, pada Rabu, 4 September 2018 di ibu kota Kabul menewaskan 20 orang, yang diantara korban tewas itu adalah dua reporter televisi.
Wartawan tersebut diketahui bernama Samim Faramarz, reporter Tolo News dan juru kamera Ramiz Ahmadi. Serangan itu diduga kuat memang menyasar para responden dan wartawan ketika hendak meliput sebuah serangan di sebuah klub gulat di ibu kota Kabul, Afganistan.
Baca: Mantan Wartawan Perempuan Afganistan Tewas Ditembak
2. April 2018
Sembilan wartawan, fotografer dan juru kamera tewas saat sedang meliput lokasi sebuah serangan bom. Aksi bom bunuh diri itu terjadi di Kabul, Afganistan, pada Senin pagi, 30 April 2018, waktu setempat. Total 29 warga tak berdosa menjadi korban.
Serangan mematikan itu, menurut kabar yang beredar di media massa, dilakukan ISIS, kelompok bersenjata yang ingin mendirikan negara Islam di kawasan Irak dan Suriah. Namun posisinya di dua negara tersebut terdesak oleh koalisi Amerika Serikat dan sejumlah negara lain, sehingga ISIS memilih Afganistan menjadi basis perjuangannya.
Wartawan yang tewas dalam serangan itu antara lain Maharram Durrani (Azadi Radio), Ebadullah Hananzai (Azadi Radio), Yar Mohammad Tokhi (juru kamera TOLOnews), Ghazi Rasooli (jurnalis 1TV), Nowroz Ali Rajabi (juru kamera 1TV), Shah Marai (fotografer AFP), Saleem Talash (Mashal TV), Ali Saleemi (Mashal TV), dan Sabawoon Kakar (Azadi Radio).