TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan yang terjadi antara Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dengan keluarga Kerajaan Johor dalam beberapa pekan terakhir telah menjadi buah bibir. Perseteruan ini dipicu atas permasalahan siapa yang berhak menunjuk Kepala Menteri Negara Bagian Johor setelah jabatan itu ditinggalkan oleh Osman Sapian pada 9 April 2019.
“Negara ini bukan monarki absolut,” kata Mahathir, dikutip dari SCMP, Jumat 3 Mei 2019.
Pernyataan Mahathir itu lalu dibalas oleh Sultan Kerajaan Johor bernama Sultan Ibrahim melalui akun Facebook. Dia meminta seluruh pihak fokus melindungi negara. Sedangkan terkait Negara Bagian Johor, dia meyakinkan kedaulatan wilayah itu ada di Sultan.
Sebelumnya keributan Mahathir dengan keluarga Kerajaan Johor terjadi, Mahathir juga pernah melontarkan pernyataan yang berpotensi memancing ketegangan.
Baca: Perseteruan Mahathir dan Kerajaan Johor, Permaisuri Angkat Bicara
1. Mahathir terkesan anti-Cina
Mahathir Mohamad merenegosiasi atau membatalkan kesepakatan infrastruktur dengan Cina yang diambil saat Malaysia dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Najib Razak. Langkah itu dilakukan karena Mahathir menilai kesepakatan tersebut tidak menguntungkan.
Mahathir pernah membatalkan proyek pembangunan rel kereta api bernilai 81 miliar ringgit atau sekitar Rp276 triliun .
“Rezim pemerintahan sebelumnya terlalu banyak meminjam uang kepada Cina yang tidak mungkin kami bayar. Setelah kami ambil alih, kami setop proyek-proyek,” kata Mahathir dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa Indonesia, Selasa 19 Februari 2019.
Mahathir juga memperingatkan Filipina agar tidak jatuh dalam jebakan utang Cina. Straits Times, pada 8 Maret 2019 mewartakan Mahathir dalam wawancaranya dengan wartawan Filipina mengatakan jika suatu negara meminjam uang dalam jumlah besar kepada dari Cina dan negara itu tidak sanggup melunasinya, maka negara itu bakal berada di bawah kendali pemberi pinjaman.
“Jadi, kita harus sangat berhati-hati tentang itu," kata Mahathir.
Baca: PM Mahathir Sebut Pangeran Johor Orang Kecil, Kenapa?
2. Mahathir pernah bersitegang dengan Singapura soal sengketa batas wilayah
Hubungan Malaysia dan Singapura pernah dilanda pasang surut karena permasalahan batas wilayah Negara. Pada perluasan pelabuhan Johor Bahru Malaysia, Mahathir meyakinkan pihaknya tidak menyentuh batas wilayah negaranya dengan Singapura.
"Kita bisa mengukur untuk melihat apakah itu benar atau tidak, tetapi kami belum menyentuh perbatasan mereka. Kami masih berada di perairan kami sendiri." Kata Mahathir dalam sebuah acara di kota Selangor, Malaysia, pada Desember 2018.
Sebelumnya Kementerian Transportasi Singapura menuding perluasan pelabuhan Johor Baru, Malaysia, melanggar batas wilayah perairan Singapura dan ini pelanggaran serius terhadap kedaulatan negara itu dan hukum internasional.
SCMP | THE STRAITS TIMES | CHANNEL NEWS | MALAYSIA KINI | EKO WAHYUDI