TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan kini bisa menikmati alam di perbatasan Korea Utara - Korea Selatan setelah PBB mengizinkan jalur pendakian di Zona Demiliterisasi (DMZ).
United Nations Command (UNC), satuan PBB yang mengawasi konflik Korea, telah mengizinkan fase pertama proyek Jalur Perdamaian yang digagas Korea Selatan, termasuk membuka tiga rute pendakian di sepanjang DMZ, menurut CNN, 29 April 2019.
Jalur pertama yang disetujui ada di Goseong, Provinsi Gangwaon, sebelah timur semenanjung Korea.
Baca: Korea Selatan Copot Pengeras Suara di Perbatasan Korea Utara
Program tur Goseong diluncurkan pada 27 April kemarin untuk memperingati setahun Deklarasi Panmunjom yang diteken Moon Jae-in dan Kim Jong Un.
Pengunjung memulai pendakian mereka di Unification Observatory dan berjalan melewati pagar kawat berduri sebelum tiba di Observatorium Gunung Kumgang.
"Komando PBB dan pemerintah Korea Selatan telah menunjukkan kerja tim yang luar biasa, kolaborasi dan koordinasi di seluruh proses 'jejak perdamaian' dan akan terus melakukannya," kata Jenderal Robert Abrams, pemimpin UNC.
"Militer ROK (Republic of Korea) telah bekerja berjam-jam untuk memastikan keberhasilan prakarsa yang sangat penting ini, sembari memastikan para pengunjung keselamatan mereka tetaplah yang terpenting."
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, berjalan bersama pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di desa Panmunjom di dalam Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), Korea Selatan, 27 April 2018. Ini untuk pertama kalinya, seorang pemimpin Korea Utara menginjakkan kaki di tanah Korea Selatan sejak perang Korea yang terjadi tahun 1950 hingga 1953. Korea Summit Press Pool/Pool via Reuters
DMZ adalah tanah tak bertuan yang membentang 257 kilometer, sekitar 48 kilometer di utara Seoul yang didirikan dalam Perjanjian Gencatan Senjata Perang Korea tahun 1953.
Selama lebih dari enam puluh tahun, wilayah sepanjang 250 kilometer, dan lebar empat kilometer ini telah terisolasi dari campur tangan manusia. Pagar dan ranjau darat terpasang di seluruh wilayah.
Foto: Tentara Korea Selatan Bersihkan Ranjau Darat di Perbatasan
Berkat pembatasan tersebut, area ini menjadi tempat perlindungan semua jenis spesies yang terancam punah, dari burung yang bermigrasi ke mamalia liar, seperti bangau mahkota merah, bangau leher putih, bebek mandarin, rusa kesturi, kambing gunung, dan spesies lainnya.
Bahkan ada laporan penampakan macan tutul Amur yang sangat terancam punah di dalam DMZ.
Lembaga Ekologi Nasional Korea Selatan mengatakan ada sekitar 6.000 spesies flora dan fauna yang hidup di dalam DMZ.