TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan mencopot pengeras suara untuk propaganda anti Korea Utara di perbatasan menyusul penjajakan rekonsiliasi setelah pertemuan bersejarah presiden Moon Jae-in dan Kim Jong Un Jumat pekan lalu.
Dalam pertemuan ini Kim Jong Un berjanji untuk menghentikan program nuklir dan perselisihan dengan Korea Selatan sejak Perang Korea berakhir tahun 1953.
Baca: Deklarasi Perdamaian Panmunjom, Trump: Perang Korea Berakhir
Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, memeluk pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, usai penandatangan kesepakatan di Rumah Perdamaian di desa Panmunjom di zona gencatan senjata, 27 April 2018. (Korea Summit Press Pool via AP)
Dikutip dari Associated Press, Minggu 29 April 2018, Kementerian Pertahanan Korea Selatan melalui jubirnya, Choi Hyunsoo menyatakan, puluhan pengeras suara di sepanjang perbatasan Korea Utara dicopot hari Selasa, 1 Mei 2018. Korea utara diharapkan juga melakukan hal serupa.
Dua negara Korea mulai terlibat perang urat syaraf sejak uji coba nuklir keempat Korut di awal 2016. Merespon uji coba nuklir ini, Seoul mulai menyiarkan propaganda anti Pyongyang dan lagu-lagu K-pop lewat pengeras suara. Pyongyang membalas dengan mengirim balon pembawa leaflet propaganda ke wilayah Korea Selatan.
Baca: Kim Jong Un dan Moon Jae-in Berdamai, Ini Isi Deklarasinya
Kim Jong Un mengunjungi fasilitas program senjata nuklir di Pyongyang. Uji coba nuklir pertama yang dilakukan Korea Utara berkekuatan kurang dari satu kiloton, dan uji coba kedua berkekuatan dua kiloton. REUTERS/KCNA
Dalam pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jae-in, keduanya sepakat semenanjung Korea bebas dari nuklir melalui program denuklirisasi. Kim sepakat menghentikan program nuklirnya jika AS menarik 28.500 pasukannya dari Korea dan membatalkan pakta pertahanan Korea Selatan -Jepang yang disebut "Payung Nuklir". Kim Jong Un akan membahas lebih lanjut proses perlucutan nuklir dalam pertemuannya dengan Donald Trump yang diyakini digelar pada Mei atau Juni mendatang.