Ikuti Kami di
![Boeing 787 Dreamliner milik Ethiopian Airlines tiba di bandara internasional Jomo Kenyatta di ibu kota Kenya, Nairobi, 27 April 2013. [REUTERS / Thomas Mukoya]](https://statik.tempo.co/data/2019/03/11/id_825433/825433_720.jpg)
Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI mengkonfirmasi satu orang WNI menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines. Identitas lengkap korban belum dipublikasi karena menunggu persetujuan dari pihak keluarga.
Korban adalah seorang perempuan diketahui bekerja di kantor World Food Programme PBB di Roma, Italia. Korban berada dalam pesawat tersebut untuk menghadiri sebuah pertemuan di Nairobi, Kenya.
"Sebagai etika, kami menghargai privasi keluarga. Kami masih menunggu izin dari keluarga apakah boleh dipublikasi atau tidak identitas korban," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir, Senin, 11 Maret 2019.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, memberikan keterangan pada wartawan pembebasan Siti Aisyah dan WNI yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines. Sumber: TEMPO/Suci SekarArrmanatha menjelaskan, KBRI Italia dan KBRI Addis Abba di Ethiopia masih berkoordinasi dan menunggu hasil proses investigasi atas kecelakaan pesawat ini. Koordinasi juga dilakukan dengan pihak maskapai dan otoritas terkait lainnya.
"Proses pencarian jenazah masih dilakukan," kata Arrmanatha.
Duta Besar RI untuk Italia Esti Andayani telah menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban yang tinggal di Italia dan telah menawarkan bantuan yang diperlukan. Sedangkan untuk rencana pemulangan jenazah jika sudah teridentifikasi, Kedutaan Besar RI di Italia telah melakukan kontak dengan pihak World Food Programme.
Pesawat EthiopianAirlines ET 302 jurusan AddisAbaba ke Nairobi, Kenya, jatuh pada Minggu, 10 Maret 2019 sekitar pukul 08.44 waktu setempat. Sebanyak 149 penumpang dan 8 awak pesawat dipastikan tidak ada yang selamat.
Iklan
