Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cerita Pengungsi ISIS, dari Korupsi Hingga Kerja Tanpa Gaji

image-gnews
Perempuan dan anak-anak yang mengungsi dari pertempuran terakhir melawan ISIS, berjalan di dekat desa Baghouz di provinsi Deir Az Zor.[REUTERS]
Perempuan dan anak-anak yang mengungsi dari pertempuran terakhir melawan ISIS, berjalan di dekat desa Baghouz di provinsi Deir Az Zor.[REUTERS]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir setiap hari, ratusan pria dan perempuan mengungsi dari Baghouz, wilayah terakhir ISIS.

Mereka yang mengungsi terlihat trauma. Beberapa berjalan menggunakan tongkat penyangga, ambulan, atau kursi roda. Anak-anak dan bayi menangis kelaparan meminta makanan.

Para ibu menggendong bayi di lengan, dan menjinjing tas ransel atau karung plastik dengan beberapa barang di lengan lain. Beberapa dari mereka telah kehilangan anak atau suami. Beberapa membawa kantong koin tembaga dan perak yang diciptakan ISIS, yang menurut mereka dapat digunakan sebagai mata uang kekhalifahan.

Baca: Bertempur Mati-matian, Anggota Fanatik ISIS Semakin Brutal

Kini di luar Baghouz, mereka berbaris untuk diperiksa oleh musuh ISIS, pasukan SDF, di area penerimaan di padang pasir, dengan debu menutupi pakaian mereka. Para pria berbaris secara terpisah untuk diperiksa oleh para pejuang SDF yang mengumpulkan data biometrik mereka, menurut laporan ABC News, 7 Maret 2019.

Um Abdulrahman (nama samaran), seorang ibu berusia 27 tahun mengatakan, dia mencoba selama empat hari untuk mengungsi sebelum akhirnya mendapat tempat di truk. Bayinya tewas dan dirinya sendiri terluka parah akibat serangan mortir sepekan lalu. Suaminya adalah petugas pembersih masjid dan takut untuk pergi.

"Dia sangat takut kalau mereka akan membunuhnya," kata Um Abdulrahman.

Namun, akhirnya mereka berdua berhasil keluar Baghouz dan suaminya diperiksa oleh SDF.

Pengungsi remaja berbaring di dalam truk di dekat desa Baghouz, Suriah, 1 Maret 2019.[REUTERS]

Pengungsi lain bernama Um Rayyan, 25 tahun, mengatakan dirinya masih mendukung ISIS namun dia kecewa karena semakin maraknya korupsi di kelompok ISIS.

"Ketika kami pertama kali tiba di wilayah ISIS, semuanya berlangsung tertib. Tidak ada perbedaan antara warga Irak, Suriah, atau warga asing," katanya. Namun di tahun terakhir, dia mengatakan pemerintahan ISIS dimonopoli oleh warga Irak dan mengambil semua pekerjaan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Ribuan Militan ISIS Keluar dari Tempat Persembunyian Terakhir

"Menurut saya ini adalah alasan kenapa ISIS gagal...Tuhan melindungi kami (dari pasukan koalisi). Tapi ketika ada korupsi di dalam, Tuhan berhenti memberikan kami kemenangan," kata Rayyan, perempuan Prancis-Maroko, yang kini kehilangan separuh lengannya dan kakinya terluka karena ledakan.

Dia sangat sedih karena dominasi Irak, sementara warga asing kehilangan status mereka.

"Kami menjadi kelompok yang terpinggirkan," katanya."Kami hidup di bawah pengeboman selama empat tahun."

Sementara Aliya, warga Suriah berusia 27 tahun dari Aleppo, mengatakan suaminya mendapat gaji US$ 100 (Rp 1,4 juta) sebulan sekali mengajar di masjid, tapi seiring kondisi memburuk, militan ISIS memintanya mengajar tanpa bayaran. Ketika suaminya tewas bulan lalu, dia tidak masuk daftar subsidi bagi janda. Aliya terpaksa mengandalkan bantuan saudarinya untuk keperluan sehari-hari.

"Pada akhirnya, mereka hanya membagikan kurma kepada perempuan menyusui. Aku tidak mendapatkannya," kata Aliya.

Rana, ibu dua anak berusia 27 tahun, pergi ke Suriah dari Mesir setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014. Dia mengaku selama tinggal di Raqqa adalah waktu-waktu terbaik, dia bahkan bisa membeli emas untuk putri-putrinya dan kelompok ISIS memiliki banyak anggaran. Setelah kejatuhan Raqqa, dia dan keluarganya kabur bersama militan.

Baca: Militer Suriah Serang Anggota ISIS yang Kabur ke Gurun

Rana keluar dari Baghouz bersama dua putrinya, usia 5 dan 8 tahun, di gelombang terakhir sebelum SDF menyerang pada Jumat kemarin. Suaminya yang berusia 27 tahun, ingin bertempur terus. Ketika mengantre diperiksa SDF, dia membawa emas terakhir dari balik pakaiannya dengan hanya membawa beberapa barang dan kurma yang diberikan militan ISIS sebelum dievakuasi dari desa Baghouz, Suriah, di tepi Sungai Eufrat.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

15 jam lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) menyambut kedatangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd J. Austin III sebelum melakukan pertemuan tingkat menteri pertahanan ASEAN dan AS di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu 15 November 2023. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

3 hari lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

5 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bertemu dengan keluarga salah satu anggota Korps Garda Revolusi Islam yang tewas dalam serangan udara Israel di kompleks kedutaan Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, saat upacara pemakaman di Teheran, Iran, 4 April 2024. Kantor Pemimpin Tertinggi Iran/WANA (Kantor Berita Asia Barat)/Handout via REUTERS
Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini


Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

8 hari lalu

Anggota Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) menghadiri latihan militer pasukan darat IRGC di daerah Aras, provinsi Azerbaijan Timur, Iran, 17 Oktober 2022. WANA NEWS AGENCY/ REUTERS
Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.


Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

11 hari lalu

Korban penusukan di Australia. Istimewa
Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.


Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

13 hari lalu

Asap mengepul yang di duga setelah serangan Israel terhadap gedung dekat kedutaan Iran di Damaskus, Suriah 1 April 2024. REUTERS/Firas Makdesi
Terkait Ketegangan Israel-Iran, Negara-negara Ini Terbitkan Peringatan Perjalanan

Peringatan itu muncul saat Teheran menjanjikan pembalasan terhadap Israel atas serangan mematikan 1 April lalu terhadap konsulat Iran di Suriah.


Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

14 hari lalu

Anggota Bulan Sabit Merah Suriah bekerja di dekat lokasi bangunan rusak yang diduga oleh media Suriah dan Iran sebagai serangan udara Israel terhadap konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, 1 April 2024. Dalam serangan ini menewaskan tujuh penasihat militernya, termasuk tiga komandan senior. REUTERS/Firas Makdesi
Pentagon Frustrasi Menyusul Serangan Israel ke Konsulat Iran di Suriah

Pentagon menyebut ketegangan terbaru antara Iran dan Israel turut mengancam pasukan Amerika Serikat di Timur Tengah


Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

14 hari lalu

Sekretaris Pers Gedung Putih AS Karine Jean-Pierre mengadakan jumpa pers harian di Gedung Putih di Washington, AS 24 Juli 2023. REUTERS/Jonathan Ernst
Gedung Putih Ancam Iran: Jangan Gunakan Serangan Konsulat untuk Serang Israel

Gedung Putih memperingatkan Iran untuk tidak menggunakan serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah sebagai pembenaran ntuk eskalasi regional


Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

14 hari lalu

Seorang anggota pemberontak Pasukan Pertahanan Kebangsaan KNDF Karenni menyelamatkan warga sipil yang terjebak di tengah serangan udara, selama pertempuran untuk mengambil alih Loikaw di Negara Bagian Kayah, Myanmar 14 November 2023. REUTERS/Stringer
Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.


Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

15 hari lalu

Para pengunjuk rasa membakar bendera AS dan Israel selama protes anti-Israel di Teheran, Iran, 1 April 2024MAJID ASGARIPOUR/WANA VIA REUTERS)
Israel Waspadai Serangan Iran, Balas Kematian Jenderal Garda Revolusi

Israel mewaspadai serangan balasan dari Iran usai terbunuhnya dua jenderal dari Garda Revolusi.