TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Filipina mengumumkan pelaku utama teror bom di katedral Jolo, Sulu, yang bernama Alias Kamah menyerah bersama empat pelaku lain.
"Saya senangbisa mengumumkan penyerahan diri Kammah Pae dan 4 orang lain, yang berperan dalam insiden ini," kata Kepala Kepolisian Filipina (PNP) Oscar Albayalde Senin kemarin, dikutip dari Rappler, 6 Februari 2019.
Kamah yang memiliki nama lengkap Kammah Pae diduga sebagai salah satu penduduk lokal yang membantu pembom bunuh diri katedral.
Seorang pria yang diyakini sebagai Kamah, terlihat dalam rekaman CCTV, berada di lokasi ledakan.
Pria dalam rekaman CCTV diduga hanya seorang mahasiswa dan bukan Kamah, tetapi polisi mengatakan yakin Kamah menjadi tersangka utama, mengutip intelijen.
"Tersangka benar-benar Kamah karena kami memburunya beberapa hari yang lalu dan bertempur...Kamah telah mengancam katedral ini sejak ia kembali dari Sabah," kata Albayalde.
Pasukan militer Filipina baku tembak dengan militan - militan kelompok garis keras pada Sabtu, 2 Februari 2019 atau sepekan setelah serangan bom di gereja katedral Jolo. Sumber: Ben Hajan/EPA/aljazeera.com
Kamah sebelumnya diidentifikasi sebagai saudara pemimpin Abu Sayyaf, Surakah Ingog, yang meninggal pada Agustus 2018.
Polisi dan militer bertemu Kamah dalam operasi militer pada 29 Januari, tetapi dia melarikan diri setelah baku tembak yang menewaskan salah satu temannya.
Sementara empat pelaku lainnya yang telah diidentifikasi adalah Albaji Kisae Gadjali alias Awag, Rajan Bakil Gadjali alias Radjan, Kaisar Bakil Gadjali alias Isal, Salit Alih alias Papong
Kelima tersangka diduga menyerah karena "operasi pengejaran besar-besaran" oleh polisi dan militer setelah teror bom Katedral Our Lady of Mount Carmel of the Apostolic Vicariate, Jolo, Sulu, selatan Filipina.
Peran Pelaku dalam Pemboman Katedral Jolo