TEMPO.CO, Caracas – Otoritas Venezuela telah menangkap sekelompok perwira militer yang menggelar kudeta, mencuri senjata dan menculik empat pejabat pemerintah.
Baca:
Pemeirntah Venezuela Sebut Gagalkan Upaya Kudeta Militer
“Angkatan bersenjata menolak secara jelas tindakan seperti ini, yang bisa dipastikan dimotivasi oleh kepentingan gelap dari kelompok sayap kanan,” kata pemerintah dalam pernyataan yang ditayangkan di televisi setempat pada Senin, 21 Januari 2019.
Menteri Pertahanan, Vladimir Padrino Lopez, mengatakan semua tentara yang terlibat,”Akan dihukum seberat-beratnya sesuai hukum yang berlaku.”
Baca:
Seperti diberitakan, sekitar 25 tentara dengan dipimpin Sersan Luis Bandres, seperti dilansir Express, menyerang sebuah pos Garda Nasional, yang terletak sekitar 0.6 kilometer, pada Senin subuh, 21 Januari 2019.
Quien ultraje sus armas con infames vicios será castigado con todo el peso de la ley. https://t.co/DC6hJZv0qs
— Vladimir Padrino L. (@vladimirpadrino) January 21, 2019
Mereka menguasai pos penjaga itu dan menculik empat pejabat sambil meminta Presiden Nicolas Maduro mengundurkan diri. Maduro baru saja dilantik pada 10 Januari 2019 untuk masa enam tahun kedua.
Pemilu yang berlangsung kemarin dinilai tidak memiliki legitimasi karena diboikot oleh oposisi dan disebut tercemar kecurangan.
Baca:
Namun, Maduro mengatakan pemerintahan baru memiliki legitimasi dari rakyat karena mendapat suara rakyat.
Sekelompok tentara mengepung pos pasukan Garda Nasional, yang dikuasai sekelompok tentara pelaku kudeta di ibu kota Caracas, Venezuela, pada Senin, 21 Januari 2019. Steemit
Maduro menuding perang ekonomi oleh AS terjadi untuk menjatuhkannya dari kursi kekuasaan.
Baca:
Meskipun insiden ini menunjukkan adanya ketidak-kompakan di dalam tubuh angkatan bersenjata, namun kudeta ini hanya melibatkan sekelompok tentara kelas bawah di Venezuela. Mereka tidak memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi hiperinflasi, yang telah membuat makanan dan obat-obatan langka di negara Amerika Latin itu.