TEMPO.CO, Jakarta - Inggris berencana untuk membangun pangkalan angkatan laut di Asia Tenggara. Rencana ini dikemukakan Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson, selama wawancara dengan The Sunday Telegraph pekan ini.
Dalam wawancara, Williamson mengatakan pangkalan angkatan laut kemungkinan akan berada di antara Brunei Darussalam dan Singapura, seperti yang dilansir dari South China Morning Post, 2 Januari 2019.
Baca: Beijing Ingin CoC Laut Cina Selatan Selesai dalam 3 Tahun
Willamson mengatakan Inggris akan membuka dua pangkalan militer baru dalam beberapa tahun ke depan, termasuk salah satunya di Karibia. Ia mengatakan langkah ini akan mengembalikan Inggris menjadi pemain di ranah global setelah Brexit.
"Ini adalah momen terbesar bangsa sejak akhir Perang Dunia II, ketika kita dapat menyusun kembali diri kita dengan cara yang berbeda, kita benar-benar dapat memainkan peran di panggung dunia yang dunia harapkan kita mainkan," katanya.
Menhan Inggris, Gavin Williamson. REUTERS
Langkah ini menandai perubahan kebijakan dari penarikan Inggris dari pangkalan militer di Asia Tenggara dan Teluk Persia pada 1960-an.
Namun langkah ini, jika direalisasikan, akan membayangi hubungan Cina dengan tetangganya di ASEAN dan akan membuat ketegangan berlanjut setelah kapal perang Inggris berlayar di dekat Pulau Paracel Laut Cina Selatan.
Baca: Presiden Cina Xi Jinping Perintahkan Pasukan Siap Perang
"Ini jelas merupakan gerakan melenturkan otot yang menargetkan Cina dan menunjukkan keterlibatan yang lebih erat dari kekuatan eksternal dalam perselisihan Laut Cina Selatan," kata Xu Liping, seorang profesor di Institut Studi Asia-Pasifik di Chinese Academy of Social Sciences.
Ni Lexiong, seorang pakar kemaritiman di Shanghai University of Political Science and Law, juga mengatakan rencana itu memberikan bukti Inggris dan sekutu kunci Amerika lainnya semakin menyelaraskan diri dengan pendekatan garis keras Presiden AS Donald Trump terhadap Cina.