TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Joko Widodo atas tsunami Selat Sunda.
"Rusia ikut bersedih atas negara sahabat Indonesia. Saya meminta Anda untuk menyampaikan ucapan simpati dan dukungan kepada kerabat dan teman yang kehilangan dan saya berhadap semua yang terluka akibat bencana bisa pulih secepatnya," kata Putin melalui pesan telegram, dikutip dari kantor berita TASS, 23 Desember 2018.
Baca: Wakil PM Malaysia Siap Bantu Korban Tsunami Selat Sunda
Laporan terakhir BNPB pada 23 Desember pukul 16.00 WIB mencatat korban meninggal 222 jiwa dan 843 luka, sementara 28 orang masih hilang, menurut rilis BNPB yang disampaikan oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepada Tempo.
BNPB juga mencatat kerusakan material meliputi 556 unit rumah rusak, 9 unit hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak, 350 kapal dan perahu rusak.
Suasana pantauan udara dari lokasi terjadinya tsunami di Pantai Tanjung Lesung, Pantai Sumur, Pantai Teluk Lada, Pantai Panimbang, dan Pantai Carita di Kabupaten Pandeglang, Banten pada Ahad, 23 Desember 2018. Tsunami Selat Sunda menghantam kawasan ini pada Sabtu malam, 22 Desember 2018. TEMPO/Syafiul Hadi
Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah mengingat evakuasi masih berlangsung. Namun sejauh ini tidak ada warga negara asing yang tewas atau terluka. Adapun korban dan kerusakan akibat tsunami Selat Sunda meliputi 4 kabupaten yakni, Pandeglang, Serang, Lampung Selatan dan Tanggamus.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika Rachmat Triyono mengatakan gabungan dua fenomena menyebabkan terjangan air tsunami pada Sabtu malam, 22 Desember 2018 di Pantai Anyer, Banten dan Lampung menjadi tinggi dan sampai ke daratan.
Baca: Tsunami Selat Sunda, Filipina Kirim Pesan Belasungkawa
"Pertama itu gelombang pasang tinggi akibat cuaca dan kedua erupsi Gunung Anak Krakatau," kata Rahmat di Kantor BMKG kepada Tempo, Ahad dini hari, 23 Desember 2018.
Sebelumnya BMKG pada Sabtu pagi pukul 07.00 WIB telah mengeluarkan peringatan dini adanya gelombang pasang setinggi dua meter di perairan Selat Sunda. Peringatan tersebut berlaku hingga tanggal 25 Desember 2018 mendatang.
Baca: Kedutaan Malaysia Pastikan Tak Ada Warganya Jadi Korban Tsunami
Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau diduga menyebabkan tsunami Selat Sunda, namun Rahmat mengatakan perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pasti tsunami Selat Sunda.