Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menolak Dipulangkan, Rencana Repatriasi Rohingya ke Myanmar Batal

image-gnews
Sejumlah pengungsi Rohingya menangis saat berdoa bersama dalam aksi damai di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. Warga Rohingya ingin kembali ke Myanmar hanya jika status mereka dijamin. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Sejumlah pengungsi Rohingya menangis saat berdoa bersama dalam aksi damai di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. Warga Rohingya ingin kembali ke Myanmar hanya jika status mereka dijamin. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Repatriasi atau pemulangan pengungsi Rohingya dari Bangladesh ke Myanmar batal dilakukan karena tidak ada yang bersedia dipulangkan. Pembatalan repatriasi Rohingya yang rencananya dimulai pada hari ini dikonfirmasi oleh dua sumber yang mengetahui rencana repatriasi pada Rabu malam, seperti dilaporkan dari Reuters, 15 November 2018.

Baca: Myanmar-Bangladesh Mulai Repatriasi, Rohingya Melarikan Diri

Bangladesh telah memulai persiapan untuk memulangkan sekelompok Muslim Rohingya ke Myanmar pada Kamis 15 November, setelah kesepakatan bilateral kedua pemerintah pada Oktober.

Namun rencana tersebut ditentang oleh badan pengungsi PBB dan lembaga kemanusiaan, yang takut akan keselamatan Rohingya jika kembali ke Myanmar.

Bangladesh akhirnya berupaya merampungkan fase akhir pemukiman untuk relokasi 100 ribu pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di negara itu, Bhasan Char. Upaya penyelesaian relokasi ini dilakukan di tengah-tengah kekhawatiran kondisi para pengungsi akan semakin parah ditengah kondisi cuaca yang memburuk. Sumber: aa.com.tr

Bangladesh berjanji tidak akan memaksa siapa pun untuk kembali ke Myanmar dan telah meminta Badan PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk memastikan mereka yang masuk daftar adalah yang memang benar-benar ingin kembali.

"Ini tidak terjadi besok karena tidak ada yang ingin kembali," kata salah satu sumber terkait.

Rencana pemulangan kelompok pertama dari 2.200 pengungsi akan dimulai secara resmi pada hari ini, dan para pejabat di Myanmar mengatakan mereka siap untuk repatriasi.

Baca: Pembantaian Etnis Rohingya, ASEAN Bisa Jatuhkan Sanksi ke Myanmar

Saat ini ada 700.000 lebih etnis Rohingya melarikan diri dari kekejaman tentara Myanmar di negara bagian Rakhine tahun lalu, menurut badan-badan PBB.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim yang ditugaskan PBB untuk menyelidiki masalah ini menuduh tentara Myanmar melakukan genosida dan pembersihan etnis.

Myanmar menyangkal hampir semua tuduhan, mengatakan pasukan keamanannya hanya memerangi teroris. Sebelumnya gerilyawan Rohingya yang menyebut diri mereka Arakan Rohingya Salvation Army menyerang sejumlah pos keamanan yang menyebabkan pemerintah mengirim tentara.

Pengungsi Rohingya menangis saat berdoa bersama dalam aksi damai di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. Pada November 2017, Myanmar bersepakat dengan Bangladesh untuk memulangkan warga Rohingya kembali ke daerah mereka. Namun, hingga saat ini, belum ada perkembangan mengenai pemulangan itu. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Pada Selasa, Ketua Dewan HAM PBB, Michelle Bachelet, meminta Bangladesh untuk menghentikan rencana pemulangan dan memperingatkan bahwa keselamatan pengungsi Rohingya akan terancam.

"Sebanyak 48 keluarga yang diwawancarai oleh UNHCR mengatakan tidak mau dipulangkan," kata sumber yang mengurusi masalah repatriasi.

Baca: PBB Minta Repatriasi Pengungsi Rohingya ke Myanmar Dibatalkan

Awal pekan ini, puluhan keluarga Rohingya dalam daftar pengungsi yang akan dipulangkan mulai melarikan diri dari kamp di Bangladesh.

Dan minggu lalu, sekitar 20 orang Rohingya dalam daftar itu mengatakan kepada Reuters mereka menolak untuk kembali ke Rakhine karena takut terhadap kekejaman tentara Myanmar.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 jam lalu

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina. ANTARA FOTO/AACC2015
Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina


5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

1 hari lalu

Pengemudi taksi Iran memercikkan air ke tubuh mereka untuk mendinginkan diri selama gelombang panas di Teheran, Iran 2 Agustus 2023. Pemerintah Iran mengumumkan libur selama dua hari, usai panas ekstrem yang melanda negara di Timur Tengah itu selama beberapa waktu terakhir. Majid Asgaripour/WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS
5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?


Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

2 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.


Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

4 hari lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Sekolah di Bangladesh Dibuka Kembali Walau Gelombang Panas

Perubahan iklim telah berkontribusi pada gelombang panas yang semakin sering, semakin buruk dan semakin panjang selama musim panas di Bangladesh.


Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

PSDKP KKP menangkap kapal asing berbendera Malaysia melakukan illegal fishing di perairan Selat Malaka, Kamis, 25 April 2024. Foto: PSDKP KKP
Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.


Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

9 hari lalu

Tentara berdiri di samping kendaraan militer ketika orang-orang berkumpul untuk memprotes kudeta militer, di Yangon, Myanmar, 15 Februari 2021. REUTERS/Stringer/File Photo
Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.


Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

9 hari lalu

Seorang personel militer berjaga, ketika 200 personel militer Myanmar mundur ke jembatan ke Thailand pada hari Kamis setelah serangan selama berhari-hari oleh perlawanan anti-junta, yang menyatakan mereka telah memenangkan kendali atas kota perbatasan Myawaddy yang penting, yang terbaru dalam sebuah serangkaian kemenangan pemberontak, dekat perbatasan Thailand-Myanmar di Mae Sot, provinsi Tak, Thailand, 11 April 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.


Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

12 hari lalu

Pengungsi Rohingya menempati penampungan sementara di llanta pasar gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, Senin, 18 Desember 2023. Polresta Banda Aceh menetapkan salah seorang imigran Rohingya Muhammad Amin (35) sebagai tersangka yang menyeludupkan 136 orang pengungsi Rohingya penghuni kamp penampungan Coxs Bazar Bangladesh ke Desa Lamreh, Kabupaten Aceh Besar yang saat ini menempati lantai dasar gedung BMA. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan


Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

12 hari lalu

Maung Zarni. Rohringya.org
Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976


Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

13 hari lalu

Tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, April 20, 2024. REUTERS/Soe Zeya Tun
Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.