Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Selain Jamal Khashoggi, Bos Intel Saudi Mengincar Pejabat Iran

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Bekas Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri. The Times
Bekas Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed Al Assiri. The Times
Iklan

TEMPO.CO, Riyadh – Bekas Deputi Kepala Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, pernah menjajaki rencana pembunuhan pejabat tinggi militer Iran sebelum tersangkut skandal kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Baca:

Pembunuh Jamal Khashoggi Bilang 'Beritahu Bos Anda'

 

Al-Assiri, yang telah diberhentikan pada Oktober 2018 karena diduga memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi, menanyakan kemungkinan dibuatnya rencana pembunuhan terhadap pemimpin pasukan elit Quds dari Korps Garda Revolusi Iran yaitu Qassim Suleimani.

Aljazeera, yang mengutip dari New York Times, melansir Al Assiri menjajaki rencana pembunuhan ini dengan pengusaha swasta bernama George Nader pada 2017. Nader pernah menjadi penasehat politik Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Pangeran Mohammed Bin Zayed.

Nader, yang pernah divonis bersalah dalam kasus pedofilia, bertemu dengan Al Assiri di Riyadh, Arab Saudi. Dia menawarkan skenario menggoyang ekonomi Iran menggunakan jasa intelijen swasta. Nader meminta ongkos sekitar US$2 miliar atau sekitar Rp30 triliun untuk menjalankan rencana sabotase ekonomi Iran ini.

Baca:

Untuk menggolkan tawarannya ini, Nader disebut menemui Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman, dan sejumlah pejabat Gedung Putih, Amerika Serikat. Belum ada tanggapan dari pemerintah Arab Saudi terkait hal ini.

Nader mengajak rekannya yang bernama Joel Zamel, yang merupakan orang Israel dan pernah mendirikan perusahaan yang kemudian tutup Psy Group Intelligence. Perusahaan ini terkena investigasi FBI dan diduga melakukan manipulasi media untuk kepentingan kampanye Presiden dari kandidat Donald Trump 2016.

Komandan Pasukan Elit Quds dari Korps Garda Revolusi Iran, Soleimani. Fars News

Tiga orang sumber yang mengetahui pertemuan Nader dan Al Assiri bercerita pejabat intelijen dari Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi itu bertanya apakah Nader juga melakukan operasi kinetik karena mereka ingin membunuh pejabat senior Iran. Operasi kinetik adalah operasi berbahaya berbentuk upaya pembunuhan.

Baca:

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nader, menurut sumber NYT, terkejut dengan permintaan ini dan mengaku akan mengontak pengacaranya. Belakangan, Nader mengatakan pengacaranya melarangnya terlibat dalam urusan pembunuhan itu.

“Nadel mengatakan kepada pejabat Saudi bahwa ada perusahaan jasa keamanan yang didirikan bekas anggota SAS di London yang mungkin berminat melakukan itu,” begitu dilansir Aljazeera mengutip pernyataan jurnalis Ronen Bergman dari NYT yang ikut menulis kisah ini.

Nama Mayor Jenderal Al Assiri, yang pernah menjadi juru bicara militer Arab Saudi dalam operasi militer di Yaman, muncul dalam kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi. Dia diduga memerintahkan pengiriman regu pembunuh beranggotakan 15 orang ke Istanbul, Turki, untuk membunuh Jamal Khashoggi pada 2 Oktober 2018.

Baca:

Tim pembunuh ini diduga dipimpin oleh Maher Abdulaziz Mutreb, yang merupakan perwira intelijen militer Arab Saudi dan juga pengawal dari Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman.

 George Nader (kiri), yang merupakan seorang pengusaha Amerika keturunan Lebanon, berfoto bersama Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman. NY Times via Tech2

Pasca terungkapnya kasus ini, Al Assiri dicopot dari jabatannya. Pemerintah Saudi lalu membentuk sebuah komite untuk merombak Direktorat Intelijen Umum, yang dituding melakukan operasi ilegal melampaui kewenangannya. Otoritas Saudi juga menangkap 18 orang yang diduga terlibat pembunuhan Khashoggi.

Baca:

Menurut NYT, Nader dan Zamel merancang skenario sabotase ekonomi Iran sejak 2016. “Mereka merancang operasi seperti mengungkap aset tersembunyi dari pasukan Quds, membuat berbagai akun palsu sosial media dalam bahasa Farsi untuk menyebarkan keresahan di tengah masyarakat Iran, membiayai kelompok oposisi Iran, menyebarkan berbagai tudingan faktual dan fiktif terhadap tokoh Iran agar mereka saling bermusuhan,” begitu dilansir NYT.

Nader dan Zamel lalu mengajak Erik Prince, yang merupakan bekas pendiri Blackwater, yaitu perusahaan penyedia milisi dari AS dan juga anggota dari tim transisi Trump. Blackwater merupakan salah satu perusahaan jasa keamanan yang ikut mengirimkan pasukan milisi ke Irak saat invasi AS pada awal 2000an. Belakangan, keduanya menyadari Prince ternyata juga membuat skenario serupa untuk dijual kepada pemerintah Saudi.

Saat ini, kasus pembunuhan kolumnis Jamal Khashoggi masih terus diinvestigasi. Presiden AS, Donald Trump, telah meminta pemerintah Arab Saudi untuk segera mengungkap kasus ini dan menghukum semua pelaku. Dia juga menjanjikan sanksi keras kepada Saudi jika terbukti terlibat pembunuhan Jamal Khashoggi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

7 hari lalu

Ilustrasi hukuman cambuk di Iran. REUTERS
Kisah SAVAK, Satuan Intelijen Iran yang Disebut Kejam dan Brutal

Iran dikenal sebagai negara yang bergejolak. Suatu rezim menggunakan lembaga khusus untuk mengawasi dan membungkam oposisi


Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

16 hari lalu

Bendera AS dan Kanada berkibar di perbatasan Kanada-Amerika Serikat di Jembatan Kepulauan Seribu, yang tetap ditutup untuk lalu lintas yang tidak penting untuk memerangi penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Lansdowne, Ontario, Kanada, 28 September , 2020. [REUTERS/Lars Hagberg/File Foto]
Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

Laporan Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) menemukan bahwa ada campur tangan Cina dalam dua pemilu terakhir di negara itu.


Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

21 hari lalu

Presiden Donald Trump menyambut kedatangan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 20 Maret 2018. Lawatan Mohammed bin Salman diperkirakan akan berbicara soal ancaman Iran, termasuk pengaruh dan pengembangan program nuklir Negeri Mullah itu. (AP Photo/Evan Vucci)
Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.


Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

26 hari lalu

Ilustrasi mata-mata.
Curiga Mata-mata, Malaysia Menahan Laki-laki Asal Israel

Seorang laki-laki berpaspor Israel ditahan Kepolisian Malaysia karena membawa senjata dan 200 butir peluru.


Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

31 hari lalu

Seorang tersangka penyerangan penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus dikawal di dalam pengadilan distrik Basmanny di Moskow, Rusia 24 Maret 2024. REUTERS/Shamil Zhumatov
Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia


Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

31 hari lalu

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo. Instagram
Ini Tugas dan Wewenang Mayjen TNI Yudi Abrimantyo Kabais TNI yang Baru

Mayjen TNI Yudi Abrimantyo ditunjuk sebagai Kabais YNI yang baru. Apa tugas dan wewenangnya?


AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

34 hari lalu

Sejumlah petugas berjaga di dekat mayat orang-orang yang terbunuh dalam aksi penembakan massal saat berlansungnya konser musik di Balai Kota Crocus di luar Moskow, Rusia, 23 Maret 2024. REUTERS/Maxim Shemetov
AS Konfirmasi Klaim ISIS atas Penembakan di Gedung Konser Moskow

AS memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS yang bertanggung jawab atas penembakan di gedung konser Moskow, Rusia


Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

51 hari lalu

Presiden Jokowi bertemu dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Melbourne, Australia, pada Selasa, 5 Maret 2024. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ajak PM Kamboja Tukar Data Intelijen untuk Berantas Perdagangan Orang

Presiden Jokowi mengapresiasi Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dalam isu tindak pidana perdagangan orang.


Intelijen Ukraina Menuduh Rusia Beli Terminal Starlink

14 Februari 2024

Anak anjing beristirahat di samping terminal Starlink dekat kota Lyman, yang baru-baru ini dibebaskan oleh angkatan bersenjata Ukraina, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, wilayah Donetsk, Ukraina 7 Oktober 2022. REUTERS/Oleksandr Ratushniak
Intelijen Ukraina Menuduh Rusia Beli Terminal Starlink

Badan intelijen militer Ukraina mengklaim Rusia membeli terminal internet satelit Starlink di negara-negara Arab untuk dipakai di medan perang.


Dubes RI untuk Malaysia Bantah Keterlibatan Intelijen dalam Pemilu 2024 di Kuala Lumpur

23 Januari 2024

Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono. ANTARA
Dubes RI untuk Malaysia Bantah Keterlibatan Intelijen dalam Pemilu 2024 di Kuala Lumpur

Dubes RI untuk Malaysia Hermono merespons video beredar yang menuduh intelijen terlibat dalam pelaksanaan Pemilu 2024 di Kuala Lumpur