TEMPO.CO, Ankara – Salah satu anggota tim pembunuh asal Arab Saudi diketahui menelpon atasannya setelah kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, tewas di kantor Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Baca:
Maher Abdulaziz Mutreb, yang diduga koordinator pembunuhan itu dan merupakan seorang perwira intelijen militer, mengatakan “Beritahu bos Anda” terkait misi yang dia lakukan di kantor konjen.
“Tindakan itu sudah dilakukan,” kata Mutreb kepada salah satu petinggi yang diduga merupakan bawahan Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman, seperti dilansir New York Times dan dilansir Aljazeera pada Selasa, 13 November 2018.
Media AS ini mengutip penjelasan dari tiga sumber anonim yang mengetahui isi rekaman pembunuhan Khashoggi, 59 tahun. Rekaman itu diperoleh dari hasil investigasi intelijen Turki.
Baca:
Maher Abdulaziz Mutreb, yang merupakan satu dari 15 orang anggota tim pembunuh yang dikirim dari Riyadh ke Istanbul, Turki, menelpon ke Riyadh dan berbicara dalam bahasa Arab. “Mutreb merupakan perwira keamanan yang sering menemani perjalanan Putra Mahkota,” begitu dilansir Aljazeera dan NY Times.
Para pejabat Turki mengatakan rekaman audio memang itu tidak secara langsung mengaitkan peristiwa pembunuhan di konjen dengan putra mahkota. Tapi analis menilai itu merupakan pesan yang kuat.
Kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi, tewas di bunuh tim pembunuh dari Arab Saudi yang berjumlah 15 orang. Middel East Eye
Soal ini, pejabat Saudi membantah bahwa putra mahkota tahu menahu mengenai pembunuhan Khashoggi.
Baca:
“Otoritas Turki mengizinkan intelijen kami mendengarkan rekaman dan tidak ada sedikitpun dalam rekaman itu mengarah pada frase itu,” begitu kata pejabat Saudi soal ini.
Jamal Khashoggi, yang memiliki status penduduk Virginia, AS, dan merupakan kolumnis di Washington Post, memasuki Konjen Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018. Dia sedang mengurus dokumen yang menyatakan dia telah bercerai dengan bekas istrinya agar bisa menikah lagi dengan tunangannya asal Turki, Hatice Cengiz. Khashoggi, yang terekam saat memasuki konjen, tidak pernah keluar lagi dari kantor itu.
Hatice Cengiz, yang menunggu keluarnya Jamal Khashoggi di seberang pintu gerbang Konjen Saudi, merasa khawatir dan menelpon seorang kenalan dekat Khashoggi yang juga penasehat Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yaitu Yasin Aktay untuk mengadukan peristiwa ini.
Baca:
Otoritas keamanan Turki, seperti dilansir media Anadolu dan Yeni Safak, lalu berusaha mencari keberadaan Khashoggi pada 2 Oktober 2018 dan menggeledah secara diam-diam salah satu pesawat sewa Gulfstream yang ditumpangi anggota tim pembunuh dari Riyadh. Tapi mereka tidak menemukan Khashoggi. Satu pesawat lagi, yang ditumpangi Mutreb, telah berangkat terlebih dulu. Dia terlihat membawa koper besar dan bergegas memasuki pesawat.
Pemerintah Saudi, yang awalnya membantah Khashoggi tewas di dalam konjen, akhirnya mengakui jika jurnalis senior itu tewas akibat pembunuhan berencana. Mereka menangkap 18 orang tersangka. 2 pejabat tinggi, yang dekat dengan putra mahkota, yaitu Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, yang merupakan Deputi Direktorat Intelijen Umum Arab Saudi, diberhentikan. Seorang lainnya, Saud al-Qahtani, yang merupakan penasehat bidang keamanan siber, juga ikut diberhentikan.
Pemerintah Arab Saudi lalu membentuk komite untuk merombak Direktoran Intelijen Umum, yang dinilai telah bertindak melampaui kewenangan dan perintah atasannya.
Pada akhir pekan lalu, Presiden Erdogan menyatakan otoritas Turki telah membagikan rekaman pembunuhan Jamal Khashoggi kepada sejumlah negara sekutu seperti Jerman, Prancis, Inggris, AS, dan Kanada. Dia mendesak agar kasus ini segera terungkap dan dalang perintah pembunuhan ikut diadili.