TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia menahan seorang laki-laki bersenjata, 36 tahun, di sebuah hotel di Kuala Lumpur, Malaysia. Laki-laki yang identitasnya tidak dipublikasi itu, diduga seorang mata-mata Israel.
Inspektur Jenderal Kepolisian Malaysia Razarudin Husain pada Jumat, 29 Maret 2024, menjelaskan laki-laki itu membawa sejumlah senjata dan 200 butir peluru saat tiba di Bandara Internasional Kuala Lumpur dari Uni Emirat Arab pada 12 Maret 2024. Otoritas sangat yakin laki-laki itu menggunakan paspor palsu.
Laki-laki tersebut lalu menyerahkan paspor Israelnya setelah diinterograsi polisi. Razarudin mengatakan pihaknya sedang menginvestigasi kemungkinan laki-laki itu seorang anggota intelijen Israel meskipun laki-laki tersebut mengklaim pada otoritas kalau dia ke Malaysia untuk memburu warga negara Israel karena punya sengketa keluarga.
“Akan tetapi, kami tidak sepenuhnya mempercayai narasi ini karena kami curiga mungkin ada agenda lain,” kata Razarudin, sambil menambahkan laki-laki itu berpindah ke sejumlah hotel selama dia berada di Malaysia.
Kepolisian juga menginvestigasi bagaimana laki-laki itu mendapatkan senjata-senjata tersebut, yang dia beli di Malaysia dan dibayar menggunakan cryptocurrency. Razarudin mengatakan pihaknya waspada menyusul penahanan laki-laki ini, di mana pengamanan pada Raja Malaysia, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan pejabat tinggi Malaysia lainnya, diperketat.
Malaysia adalah negara yang penduduknya umat Muslim dan mendukung warga Palestina. Malaysia juga mengkritik tindakan-tindakan Israel dalam perang Gaza. Data PBB mengungkap Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan menampung sekitar 600 pengungsi asal Palestina.
Pada 2018, seorang ilmuwan Palestina ditembak mati di Ibu Kota Kuala Lumpur oleh dua laki-laki tak diketahui identitasnya. Kelompok Hamas yakin pelaku penembakan dilakukan oleh Mossad yakni agen intelijen Israel, namun Tel Aviv menolak tuduhan itu.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: UNICEF Minta Gencatan Senjata di Gaza Bukan Simbolik
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini