Saud al-Qahtani, pembantu utama Pangeran Mohammed bin Salman.[Twitter Saud al-Qahtani/@saudq1978]
Baik Pangeran Khalid bin Salman maupun Saud bin Abdullah Al Qahtani, penasihat istana senior yang dipecat pada Jumat 19 Oktober karena perannya dalam pembunuhan Khashoggi, telah menghubungi Khashoggi setidaknya selama setahun terakhir untuk membujuknya kembali ke Arab Saudi, kata ketiga sumber NBC News.
Ketiga sumber itu mengatakan para pejabat Saudi telah menyampaikan kepada Khashoggi, meskipun Khashoggi pergi keluar negeri karena kritik kerasnya terhadap kepemimpinan Saudi, dia akan disambut kembali dengan hangat di Arab Saudi.
Baca: Penjelasan Arab Saudi Soal Kematian Jamal Khashoggi Dipertanyakan
Selama musim panas, Al Qahtani bahkan menawari Khashoggi jabatan tingkat tinggi di istana kerajaan atau di sebuah lembaga riset Saudi, kata dua teman dari Khashoggi.
"Dia memulai, 'Oh, Jamal, pulanglah, kamu rindu berada di sini, bla bla bla, semua dimaafkan dan kami akan memberimu pekerjaan yang baik,'" kata seorang teman menyampaikan tawaran dari Al Qahtani kepada Khashoggi.
Pangeran Khalid bin Salman bersama Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih di Washington. (Saudi Press Agency)
Upaya untuk membawa Khashoggi untuk pengadilan Saudi telah dilakukan selama bertahun-tahun oleh intelijen Saudi. Empat orang yang mengetahui operasi ini mengatakan, "Bila memungkinkan, para pejabat Saudi harus bernegosiasi dengan pembangkang dan orang lain yang telah meninggalkan kerajaan untuk membawa mereka pulang dan kembali ke Arab Saudi".
Baca: Jamal Khashoggi Tewas, Trump Minta Saudi Percepat Investigasi
Tetapi Khashoggi tidak yakin dengan tawaran dan janji tersebut. Dia takut bahwa itu adalah tipu muslihat dan setelah kembali ke kerajaan dia akan dipenjarakan atau mungkin bisa lebih buruk, kata teman Khashoggi.
Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi (lingkar merah), saat tiba di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Jurnalis pengkritik, Jamal Khashoggi, diduga tewas di dalam Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul Turki. Courtesy TRT World/Handout via Reuters
Saat itu Pemerintah Arab Saudi, untuk sementara menolak rencana membunuh Khashoggi, dan mengaku mencoba membawanya kembali ke kerajaan. Dalam pengakuan pertama atas kematian Khashoggi pada Jumat 19 Oktober, Arab Saudi mengatakan tim yang terdiri dari 15 orang yang dikirim oleh intelijen Saudi ke Istanbul karena ada indikasi Jamal Khashoggi kembali ke Arab Saudi.
Baca: Putra Mahkota dan Raja Salman Bertemu Anak Jamal Khashoggi
Ketika negosiasi mulai memburuk, perkelahian pecah dan Khashoggi terbunuh, kata Arab Saudi. Tetapi pemerintah Turki bersikeras bahwa tim tersebut pergi ke Istanbul untuk membunuh Jamal Khashoggi, dan mengklaim bahwa ada rekaman audio yang membuktikan bahwa dia dibunuh dan dimutilasi dalam beberapa menit, setelah memasuki konsulat untuk mengurus dokumen perceraian agar bisa menikah dengan tunangannya, warga negara Turki.