TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengaku merasa tidak puas dengan respon dari pemerintah Arab Saudi dalam mengungkap kasus pembunuhan kolumnis Washington Post, Jamal Khashoggi.
Baca:
Direktur CIA ke Turki Selidiki Kematian Jamal Khashoggi
Trump mengatakan ini setelah pada akhir pekan lalu pemerintah Saudi, yang merupakan sekutu dekat AS, mengakui bahwa Khashoggi tewas dalam perkelahian di dalam Konsulat Jederal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober 2018.
Pengakuan Saudi ini muncul setelah dua pekan lebih kasus ini menghiasi pemberitaan media massa global, yang mencurigai Khashoggi tewas dibunuh tim pembunuh dari Saudi. Tim ini disebut sebagai Tim Harimau dan dimotori badan intelijen Saudi dengan jumlah 15 orang.
Baca: Kasus Jamal Khashoggi, Forum Investasi Arab Saudi Tetap Digelar
“Saya tidak puas dengan apa yang saya dengar,” kata Trump kepada media di Gedung Putih pada Senin, 22 Oktober 2018, seperti dilansir ABC News.
Trump juga mendesak pemerintah Arab Saudi untuk mempercepat proses investigasi dan tidak menghabiskan waktu hingga sebulan. “Itu waktu yang lama. Tidak ada alasan untuk selama itu. Lebih cepat,” kata Trump.
Wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi, bersama tunangannya keluar dari rumahnya saat menuju Konsulat Jenderal Arab Saudi di Istanbul, Turki, 2 Oktober 2018. Courtesy A News/Handout via REUTERS
Hingga kini pemerintah Arab Saudi, seperti dilansir kemenlu Saudi, telah menangkap 18 orang tersangka yang terlibat dalam pembunuhan itu. 5 orang pejabat tinggi diberhentikan termasuk Deputi Kepala Intelijen Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, yang diduga terlibat mengorganisir pengiriman tim pembunuh itu ke Istanbul.
Baca: Erdogan Siap Beberkan Rincian Penyelidikan Kasus Jamal Khashoggi
Anadolu melansir, Trump awalnya mengatakan penjelasan Arab Saudi bahwa jurnalis senior Jamal Khashoggi, 60 tahun, tewas sebagai permulaan yang bagus. Dia bahkan sempat memuji Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman sebagai pemimpin yang kuat dan mampu memimpin anak buahnya.
Hingga kini, pemerintah Arab Saudi mengaku tidak tahu menahu di mana jasad Khashoggi berada. Seorang pejabat mengatakan jasad jurnalis senior itu diserahkan kepada operator lokal di Istanbul untuk dibuang ke hutan di tepi kota.
Namun ada dugaan jasad Khashoggi telah dibawa dalam koper besar oleh koordinator pembunuhan itu, yang disebut sebagai petugas intelijen dan pengawal dari Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman.
Baca: Jamal Khashoggi Tewas, 5 Pegawai Konsulat Arab Saudi Diperiksa
Versi lain ini menyebut sebuah koper besar dibawa seorang petugas intelijen Maher Abdulaziz Mutrib, yang juga merupakan pengawal Putra Mahkota Arab Saudi dalam berbagai kunjungan ke luar negeri.
Mutrib terekam kamera CCTV di Bandara Attartuk pada sore hari 2 Oktober 2018. "Mutrib yang membawa paspor diplomatik muncul tergesa-gesa," kata sumber itu seperti dilansir Middle East Eye. Satu pesawat sewaan meninggalkan Turki pada sore hari. Dan satu pesawat lagi terbang dari Turki pada malam hari.
Secara terpisah, Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengutuk pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi saat berbicara di DPR Inggris pada Senin, 22 Oktober 2018 waktu setempat. Dia juga mendesak parlemen Inggris untuk ikut mengutuk kejadian itu.
Baca: Tunangan Jamal Khashoggi Dijaga Keamanan Turki
“Saya yakin seluruh anggota DPR akan bergabung dengan saya dalam mengutuk pembunuhan Jamal Khashoggi dalam pernyataan paling keras,” kata dia. May menegaskan kebenaran harus diungkap. “Kita harus tahu kebenaran mengenai apa yang terjadi,” kata dia mengenai kasus Jamal Khashoggi.