TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan pengungsi Suriah yang berlindung di wilayah perbatasan Suriah-Yordania mulai kehabisan makanan. Kondisi ini terjadi setelah Angkatan Bersenjata Suriah dan Yordani sepakat menutup akses demi mencegah penyelundupan bahan makanan.
"Sudah lebih dari sepekan rezim Suriah menutup seluruh rute yang digunakan untuk suplai makanan dan bantuan kemanusiaan ke kamp-kamp pengungsian. Sekarang hanya sedikit jumlah makanan yang bisa dibawa. Kamp pengungsian ini seperti balon yang siap meledak karena kelaparan, sakit dan kurangnya bantuan. Jika situasi berlanjut, akan benar-benar terjadi kelaparan,' kata Abu Abdullah, Kepala Dewan Masyarakat Sipil yang mengelola kamp pengungsian.
Baca: Erdogan: Uni Eropa Tak Tepati Janji Soal Pengungsi Suriah
Yousef Nawaser, pengungsi dari Kota Daraa, Suriah, memperbaiki sepatu di jalanan utama di pasar Mafraq, Yordania, dekat perbatasan Suriah, Senin, 30 Juli 2018. Ribuan pengungsi Suriah menjalani aktivitas sehari-hari di beberapa kamp pengungsian di Yordania sejak terjadi pertempuran di negara mereka. REUTERS/Muhammad Hamed
Baca: PBB Desak Yordania Buka Pintu Bagi Pengungsi Suriah
Dikutip dari Reuters pada Jumat, 12 Oktober 2018, dalam tiga tahun terakhir ada ribuan pengungsi Suriah berlindung ke Rukban, sebuah wilayah perbatasan Suriah-Yordania timur. Sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak yang berlindung dari serangan ISIS.
Penutupan akses demi memberantas penyelundupan telah berdampak pada terhentinya pengiriman bantuan kemanusiaan. UNICEF menekan Yordania agar mengizinkan pengiriman bantuan untuk menghindari lebih banyak jatuhnya korban jiwa.
Menanggapi hal ini, Yordania mengatakan ingin PBB dan Rusia menekan Damaskus memberikan otoritas tertulis otorisasi tertulis yang diperlukan untuk mengizinkan masuknya pasokan ke Rukban, sebuah wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan pihaknya sudah dibebani dengan ratusan ribu pengungsi Suriah yang melarikan diri sejak negara itu dilanda perang. Yordania tidak bisa bertanggung jawab untuk mengirimkan bantuan ke kamp pengungsian di Rukban.